Hobi Belanja di Tanah Suci, Jemaah Haji Disarankan Kirim Barang Via Kargo Agar Tak Over Bagasi
Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) telah mengingatkan kepada jemaah haji semenjak di pondokan atau hotelnya masing-masing untuk tidak membawa barang
Penulis: Husein Sanusi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Muhammad Husain Sanusi Dari Makkah
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Sudah bukan rahasia lagi jemaah haji Indonesia hobi berbelanja di Tanah Suci setelah menyelesaikan semua prosesi hajinya.
Mereka biasanya membeli barang-barang khas Arab Saudi untuk dibawa pulang ke tanah air.
Kebiasaan ini berkonsekwensi pada membengkaknya barang bawaan jemaah haji ketika kembali ke tanah air.
Hingga pada akhirnya menimbulkan masalah di bandara karena maskapai penerbangan memberlakukan aturan ketat untuk barang-barang bawaan agar tak over bagasi.
Untuk itu, kepala Daerah Kerja Bandara Arsyad Hidayat menegaskan pihaknya tidak menyiapkan pelayanan penanganan barang kelebihan yang terpaksa ditinggal di bandara karena over bagasi.
Panitia Pelaksana Ibadah Haji (PPIH) telah mengingatkan kepada jemaah haji semenjak di pondokan atau hotelnya masing-masing untuk tidak membawa barang berlebih.
Baca: Meninggal Saat Berhaji, Pekerja Bangunan Asal Jombang Dimakamkan di Samping Makam KH Maemoen Zubair?
Baca: Pemulangan Jemaah Haji Mulai 17 Agustus, Ingat Jangan Masukan Air Zamzam ke Dalam Koper
Ia menyarankan, untuk mengirimkan kargo lewat perusahaan dari jauh-jauh hari sebelum kepulangan agar barang yang kita kirimkan sampai berbarengan dengan kita tiba di Tanah Air.
"Kita sudah sampaikan bahwa di setiap hotel sudah banyak yang menawarkan jasa, artinya kalau ada barang lebih segera kirimkan via kargo," kata Arsyad.
Ia meminta kepada seluruh petugas kloter, termasuk ketua rombongan maupun ketua regu untuk bisa mengingatkan seluruh jemaah haji terkait aturan barang bawaan yang ditetapkan oleh maskapai.
Pihak maskapai, kata Arsyad, mempunyai pertimbangan-pertimbangan, khususnya yang berhubungan dengan keselamatan jiwa penumpang yang tidak bisa ditawar-tawar lagi.
"Tolong ini menjadi perhatian jemaah haji Indonesia supaya proses pemulangan di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, juga mungkin di Bandara Prince Mohammad bin Abdul Aziz Madinah berjalan lancar, tidak ada kendala, tidak ada masalah, sehingga prosesnya bisa berjalan lebih cepat," tegas Arsyad.
Sebagaimana diketahui jemaah haji hanya diperkenankan membawa barang seberat 32 kilogram di tas koper dan 7 kilogram di tas kabin.
Jemaah haji, menurutnya, tidak diperkenankan menyimpan air zam-zam di dalam koper bagasi karena akan ketahuan.
Hal ini mengingat masih cukup banyaknya jemaah yang membawa barang bawaan berlebih.
"Kalau ketahuan pasti akan dibuka, ketika dibuka, justru kita khawatir barang-barang yang lain milik jemaah ikut terbuang, sehingga ada barang yang hilang," ujar Arsyad.