DPR Desak Pemerintah Terus Melobi Kerajaan Arab Saudi Agar Bangun RS Haji Indonesia di Tanah Suci
DPR mendesak pemerintah untuk terus melobi Kerajaan Arab Saudi agar membangun rumah sakit haji Indonesia di Tanah Suci.
Penulis: Aji Bramastra
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aji Bramastra dari Arab Saudi
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Anggota Komisi VIII DPR RI, Iskan Qolba Lubis mendesak pemerintah untuk terus melobi Kerajaan Arab Saudi agar membangun rumah sakit haji Indonesia di Tanah Suci.
Iskan Qolba Lubis menilai pentingnya Indonesia memiliki rumah sakit sendiri di Kerajaan Arab Saudi.
Menurut Iskan Qolba Lubis, keberadaan rumah sakit Indonesia di Arab Saudi bisa membantu jemaah haji maupun umrah asal Indonesia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Apalagi jumlah jemaah haji dan umrah asal Indonesia setiap tahunnya terbilang cukup banyak.
Baca juga: Cerita Calon Jemaah Haji Batal Berangkat ke Tanah Suci, Hasil Tes Urine Tenri Hamil 15 Minggu
"Kita ingin ke depan supaya kita diperbolehkan membuka rumah sakit sendiri di sini (Arab Saudi), itu jadi cita-cita kita. Hal itu (membuka rumah sakit) kan di seluruh dunia sebenarnya boleh-boleh saja," kata Iskan, ditemui wartawan Tribunnews.com di Madinah, Kamis (24/6/2022).
Politisi PKS ini meyakini, jemaah haji Indonesia tentu akan lebih nyaman bila ditangani di rumah sakit sendiri.
Satu alasan pentingnya adalah, obat yang biasa digunakan Indonesia dan Arab Saudi berbeda.
"Obat standar Arab itu kan beda dengan kita. Tabletnya gede-gede, sementara kita kecil-kecil. Dosisnya juga beda, makanan beda," kata dia.
"Tidak apa tenaga spesialisnya dari warga Saudi, tapi standarnya harus dari kita. Jemaah haji kita lebih senang dilayani bangsanya sendiri, apalagi mereka nggak bisa bahasa Arab, bisanya bahasa Indonesia," terang Iskan.
Bahkan, menurut Iskan, bila pemerintah Arab Saudi telah memberi izin, seyogyanya pemerintah langsung membangun dua rumah sakit.
Masing-masing di dua kota suci umat Islam, yakni Mekkah dan Madinah.
"Jemaah ini di Madinah cukup lama, 8 sampai 9 hari. Di Mekkah juga," ujar Iskan.
Iskan mengakui, hingga saat ini wacana ini masih dalam tahap melobi.
Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Diimbau Tidak Gunakan Jasa Calo Pendorongan Kursi Roda di Masjidil Haram
Tapi, ia mengaku optimistis Kerajaan Arab Saudi akan mengabulkan permintaan Indonesia soal izin membangun rumah sakit.
Secercah optimisme itu ada, dengan melihat Pangeran Muhammad bin Salman, sang penerus tahta Raja Salman bin Abdul Aziz, yang dikabarkan lebih membawa pemikiran terbuka untuk Arab Saudi.
"Saya lihat Putra Mahkota sangat terbuka, dia melihat standar pelayanan Amerika bagaimana, di Dubai bagaimana. Indonesia juga punya banyak rumah sakit yang berkelas, saya rasa ke depan sangat mungkin kita buat rumah sakit," kata Iskan.