Kemenag: Operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji 2022 Berakhir
kloter 43 Embarkasi Solo (SOC 43) menjadi kloter terakhir jemaah gelombang kedua yang pulang ke Tanah Air melalui Bandara AMAA Madinah.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Kementerian Agama Nizar Ali melepas keberangkatan 354 jemaah haji Indonesia yang tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 43 Embarkasi Solo (SOC 43) di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA), Madinah.
SOC 43 menjadi kloter terakhir jemaah gelombang kedua yang pulang ke Tanah Air melalui Bandara AMAA Madinah.
"Total ada 240 kloter jemaah haji Indonesia yang kita layani pada fase kepulangan ini. Alhamdulillah secara umum bisa berjalan dengan baik dan lancar," kata Nizar Ali melalui keterangan tertulis, Sabtu (13/8/2022).
Pemulangan jemaah haji gelombang pertama berlangsung pada 15 sampai 30 Juli 2022 melalui Terminal Haji Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.
Total ada 45.120 jemaah yang tergabung dalam 114 kloter yang pulang ke Tanah Air dari Jeddah.
Sementara pemulangan jemaah haji gelombang kedua, berlangsung dari 30 Juli hingga 13 Agustus 2022.
Total ada 47.451 Jemaah yang tergabung dalam 126 kloter yang pulang dari Bandara Internasional AMAA Madinah.
"Dengan berangkatnya SOC 43 ke Tanah Air, maka operasional haji 2022 juga sudah berakhir," ucap Nizar Ali.
Nizar Ali mencatat sampai hari ini masih ada 11 jemaah haji Indonesia yang dirawat di Arab Saudi, terdiri atas 10 jemaah haji reguler dan 1 jemaah haji khusus.
Satu di antara mereka dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, dan 10 lainnya dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS).
Baca juga: Tiga Kloter Terakhir Jemaah Haji Indonesia Pulang ke Tanah Air
"Semua jemaah yang dirawat akan tetap dalam pantauan petugas haji Indonesia. Mereka akan dipulangkan ke Tanah Air jika sudah memenuhi persyaratan secara medis sebagaimana ketentuan," ujar Nizar.
"Semoga seluruh jemaah haji Indonesia mendapatkan kemabruran dan bisa menjaga kemabruran itu dalam kehidupan di masa yang akan datang, baik dalam konteks pribadi, bermasyarakat, maupun berbangsa dan bernegara," pungkas Nizar.