Cuaca Panas di Madinah, Jemaah Haji Berisiko Heat Stroke, Ketahui Gejala dan Penanganannya
Heat stroke merupakan gangguan organ baik otak, jantung hingga ginjal. Penyakit ini muncul dikarenakan suhu yang tinggi.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Cuaca panas di Madinah, Arab Saudi, bisa memicu heat stroke. Jemaah haji harus mewaspadainya.
Heat stroke merupakan gangguan organ baik otak, jantung hingga ginjal.
Penyakit ini muncul dikarenakan suhu yang tinggi sehingga membuat seseorang mengalami kondisi seperti pasien stroke.
Oleh karenanya, jamaah haji pun diimbau untuk waspada.
Apalagi Madinah di akhir bulan Mei, mulai memasuki musim panas.
Suhu di siang hari bisa mencapai 40 derajat celsius atau lebih.
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran.
''Jemaah harus waspadai cuaca panas di Madinah. Panas di Madinah akan terasa lebih menyengat namun tubuh tidak berkeringat," ungkap dr Imran pada keterangan resmi, Kamis (1/6/2023).
Baca juga: Rompi Penurun Suhu Disiapkan untuk Tangani Heat Stroke Saat Puncak Haji, Berikan Hawa Dingin 12 Jam
Lebih lanjut, Imran, membagikan langkah apa yang dilakukan saat ada jamaah yang alami heat stroke.
Sebelum terjadinya heat stroke, biasanya akan muncul gejala heat exhaustion.
Heat exhaustion sendiri merupakan kelelahan karena kepanasan.
Gejala yang sering muncul dari kondisi ini seperti pusing, kram otot, dan keringat dingin hingga pingsan.
Karena, langkah pertama yang dilakukan adalah saat gejala heat exhaustion muncul segeralah menuju tempat yang teduh.
Kedua, basahi kepala dengan air.
Jika tidak ditangani dengan benar maka kondisi heat stroke tidak dapat dihindari dan perlu dirujuk ke rumah sakit.
''Jika menemukan jemaah haji pingsan karena heat stroke maka jemaah tersebut harus dibawa ke tempat yang teduh dan basahi badannya dengan air dingin,'' pungkas dr Imran.