Momen Sabir Syam Menangis Haru Bertemu Kembali dengan Istrinya yang Sempat Terpisah Saat Sai
Dua jemaah lansia yang harus menggunakan kursi roda ini menurut salah seorang petugas, mengalami demensia.
Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Sabir Syam kaget, tiba-tiba tak melihat istri tercintanya saat sedang Sai, menjalani rangkaian ibadah umrah bersama jemaah lainnya, pada Selasa (6/6/2023) malam waktu Arab Saudi.
Kecemasan Sabir Syam (71) akhirnya terobati. Air matanya menetes.
Jemaah asal Pekanbaru ini senang bisa bertemu dengan istri tercinta, Yusnidar (65).
Dua jemaah lansia yang harus menggunakan kursi roda ini menurut salah seorang petugas, mengalami demensia.
Baca juga: Hari Ini Jemaah Haji Gelombang 2 Mulai Berangkat dari Indonesia, Simak Imbauan Kemenag
Momen pertemuan kembali Sabir Syam dan istrinya yang bertemu di depan terminal Syib Amir ini kemudian diabadikan melalui video.
Sungguh kisah romantis mengharukan. Dari sebuah perjalanan haji, mereka seakan mengajarkan tentang cinta dan ketaatan pada Sang Pencipta.
Demensia menjadi fenomena jemaah haji tahun ini.
Kabid Kesehatan PPIH Arab Saudi dr M Imran mengungkapkan berdasarkan laporan petugas pelayanan kesehatan haji Kementerian Kesehatan, ada sejumlah jemaah haji lansia mengalami demensia setelah tiba di Madinah.
Apa itu Demensia?
"Demensia ini merupakan fenomena jemaah haji Indonesia tahun ini. Karena tahun ini memang jumlah jemaah lansia lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," ujar dr M Imran.
Ada beberapa kasus jemaah lansia yang mengalami disorientasi seperti kasus jamaah haji yang minta pulang saat berada di pesawat.
Kemudian ada beberapa kasus jemaah haji yang sudah tiba di Tanah Suci masih menganggap berada di kampung.
Baca juga: 89.358 Jemaah Haji Telah Mendarat di Madinah, Gelombang Pertama Keberangkatan Segera Berakhir
Biasanya ini terjadi karena demensia.
Demensia biasanya diikuti dengan gangguan cara berpikir, seperti disorientasi tempat, disorientasi waktu, dan disorientasi orang-orang di sekitarnya.
Gejala-gejala yang bisa terlihat di awal, biasanya seperti mudah lupa terutama untuk kejadian-kejadian yang baru saja dialami.
Kemudian sulit mempelajari hal baru, sulit konsentrasi, termasuk sulit mengingat waktu dan tempa terutama setelah mereka berpindah dari kampungnya ke embarkasi atau ke Tanah Suci.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.