11 Bus Petugas Haji Non-Kloter Indonesia Diperiksa di 4 Pos Check Point saat Malam 1 Zulhijah
11 bus pengangkut petugas haji non-kloter Indonesia dari Madinah ke Makkah menjalani pemeriksaan ketat aparat Arab Saudi.
Editor: Anita K Wardhani
Pos tambahan pertama (check point 02) di km 248 Jalur 15 Highway, pertengahan Madinah-Makkkah.
Pos tambahan kedua di daerah Tan'im (7 km menjelang masuk kota Makkah).
Kondisi ini, dirasakan iring-iringan petugas PPIH dan KKHI Daker Madinah, saat migrasi tugas ke Mekkah, sepanjang siang hingga tengah malam.
Sebanyak 411 petugas haji Non-Kloter dari kementerian Agama dan Kamenterian Kesehatan ini, menumpang armada 11 unit coaching bus dan 7 unit MPV.
Menyusul naiknya eskalasi pengecekan di empat check point, jalur Madinah-Mekkah yang biasanya ditempuh 4,5 hingga 5 jam, juga bertambah jadi 7 jam.
Armada petugas haji meninggalkan Kantor Daker Madinah pukul 15.30 WAS, (istirahat sejam di Koukas), baru tiba di Rafayah Al Masheer, Sektor 2 Syisyah, sekitar pukul 23.00 WAS.
Di tiap check point, bus bergerak melambat.
Kernet dan petugas PPIH lalu membuka pintu bus, menyerahkan daftar manifest penumpang, berikut seluruh paspor, dan atau bukti tasreh haji.
Setelah itu, petugas berseragam, secara acak, masuk ke kabin coaching bus.
"Assalamu alaikum ya Hujjaj."
Pemeriksaan terlama ada di Check Point Jumum. Sekitar, 30 menit.
Bagi mukimin dan petugas senior PPIH, kondisi ini bukan hal baru.
"Ya, memang sudah begitulah Arab Saudi, setiap tanggal 1 Dzulhijjah," kata Haji Mahmud (64), satu petugas haji senior mukimin dari Daker Madinah.
Informasi yang diperoleh Tribun dari otoritas transpotasi PPIH Arab Saudi, semalam, menyebut eskalasi pengetatan serupa justru lebih ketat di jalur Jeddah - Mekkah dan jalur Riyadh - Mekah.