Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Iklim Gurun Diprediksi Lebih Panas Dari Zaman Nabi, Sengatan Matahari di Saudi Tantangan Jemaah Haji

Pemanasan global telah membuat iklim gurun Saudi semakin panas dalam beberapa tahun terakhir, mungkin melebihi suhu pada zaman Nabi Muhammad SAW.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Iklim Gurun Diprediksi Lebih Panas Dari Zaman Nabi, Sengatan Matahari di Saudi Tantangan Jemaah Haji
TRIBUN/HUSEIN SANUSI
Jamaah bersiap untuk melaksanakan ibadah Salat Jumat di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi, Jumat (26/7/2019). Jemaah tetap memenuhi Masjidil Haram meski cuaca di Makkah sedang pada puncak panas dengan suhu mencapai 48 derajat celsius.Pemanasan global telah membuat iklim gurun Saudi semakin panas dalam beberapa tahun terakhir, mungkin melebihi suhu pada zaman Nabi Muhammad SAW. TRIBUNNEWS/HUSEIN SANUSI 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Ponsel yang terlalu panas dan trotoar terasa seperti penggorengan, namun bagi Abdul al-Assad, panas gurun yang sangat terik di tanah suci adalah bagian dari ibadah Haji di Arab Saudi pada musim panas ini.

Bahkan dengan suhu yang mencapai 46 derajat Celcius, Agen real estate Inggris berusia 48 tahun itu mengatakan bahwa kesulitan itu menambah pengalamannya.

Baca juga: 1.470 Bus Mengangkut Jemaah Haji Indonesia dari Makkah Menuju Arafah

"Jika mudah, itu akan terlalu mudah. Tujuannya adalah agar anda melakukannya seperti yang dilakukan Nabi (Muhammad SAW), jadi pelajaran dengan cara menghargai apa yang anda miliki," kata Assad di Makkah.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (27/6/2023), wajahnya pun tampak memerah karena sengatan terik matahari.

Pemanasan global telah membuat iklim gurun Saudi semakin panas dalam beberapa tahun terakhir, mungkin melebihi suhu pada zaman Nabi Muhammad SAW sekitar 1.400 tahun yang lalu.

Baca juga: Tiba di Saudi, Ganjar Pranowo Memulai Rangkaian Ibadah Haji

"Suhu musim panas rata-rata di kerajaan kaya minyak itu telah meningkat 2,5 derajat Celcius dalam empat dekade terakhir karena perubahan iklim," kata seorang Sarjana non-residen di Middle East Institute di Washington, Amerika Serilat (AS), Karim Elgendy.

BERITA REKOMENDASI

Menurutnya, suhu musim panas maksimum 50 derajat bisa menjadi kejadian tahunan pada akhir abad ini.

Penjelasan BMKG Soal Suhu Panas dan Cuaca Terik di Indonesia, Suhu di Solo Capai 40 Derajat
Penjelasan BMKG Soal Suhu Panas dan Cuaca Terik di Indonesia, Suhu di Solo Capai 40 Derajat (pexels.com/ Brett Sayles)

"Kelembaban juga diperkirakan akan meningkat, membuat kondisi luar ruangan di masa depan sangat sulit untuk dikurangi," jelas Elgendy.

Di luar Masjidil Haram di Makkah, air disemprotkan dari tiang-tiang panjang agar jamaah tetap merasa sejuk.

Beberapa meter jauhnya, peziarah berjubah putih berdiri di atas lantai marmer yang sejuk di pintu masuk hotel dan pusat perbelanjaan yang teduh sambil menunggu waktu salat berikutnya.

Baca juga: Panduan untuk Jemaah Haji Agar Aman dan Tetap Sehat Saat Suhu Panas Ekstrem di Tanah Suci

"Lebih dari 32.000 petugas kesehatan siap membantu siapapun yang terkena sengatan panas atau penyakit lain," kata pihak berwenang, sementara botol-botol air dibagikan secara gratis.


Banyak jemaah yang tampak memegang payung untuk melindungi diri dari sinar matahari.

Sedangkan yang lainnya membawa kain yang terlipat dan diletakkan di atas kepala.

Ilustrasi
Ilustrasi (gulfnews)

"Panas di sini terasa tidak normal, sangat panas," kata seorang jemaah asal Suriah berusia 70 tahun yang tinggal di Kanada, Nibal Mohammed.

Ibadah Haji merupakan sumber ekonomi utama bagi Saudi, ekonomi negara itu juga sebagian besar bergantung pada minyak.

Mengikuti kalender bulan, musim Haji memang tidak selalu berlangsung selama musim panas.

Musim Haji tahun ini bisa menjadi rekor terbesar, menurut pejabat, setelah pembatasan jumlah jemaah pada era pandemi virus corona (Cov) d-19 dihapus.

Batasan usia maksimum juga telah dihapuskan, membuka pintu bagi banyak kelompok lanjut usia (lansia) yang mungkin lebih rentan terhadap panas, untuk menunaikan ibadah Haji.

Musim panas di salah satu daerah terpanas di bumi dapat membuat aktivitas di luar ruangan menjadi berbahaya, membawa risiko dehidrasi, serangan panas dan gagal jantung.

Untuk melindungi para pekerja manualnya, Arab Saudi melarang pekerja di luar ruangan mulai pukul 12 siang hingga 3 sore waktu setempat pada periode Juni hingga September, bulan-bulan terpanas di negara itu.

Cuaca panas bukan hambatan 

Iklim Teluk sangat ekstrem sehingga pada 2021, Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperingatkan bahwa sebagian dari negara itu bisa saja tidak dapat dihuni pada akhir abad ini karena kenaikan suhu.

Namun bagi jemaah asal Indonesia, panas 'bukan menjadi halangan'.

"Kami memiliki keyakinan di hati kami," kata operator tur berusia 40 tahun.

Jemaah Haji Di Halaman Masjidil Haram - Kini jemaah haji mulai kelilingi Kabah saat suhu udara kian menyengat.
Jemaah Haji Di Halaman Masjidil Haram - Kini jemaah haji mulai kelilingi Kabah saat suhu udara kian menyengat. (kemenag.go.id)

Sementara istri Assad, Layla, lebih mengkhawatirkan kepadatan yang terjadi pada musim Haji ini di Makkah, dengan ratusan ribu jemaah memadati jalan-jalan dan tempat-tempat ibadah.

"Panas bukan menjadi masalahnya, tapi lebih banyak orang yang mendorong, itulah masalahnya," kata pria berusia 47 tahun.

Ritual Haji dan Umrah sepanjang tahun menghasilkan sekitar 12 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per tahun untuk Arab Saudi, yang berinvestasi di bidang pariwisata saat mencoba mendiversifikasi ekonominya dari minyak.

Sebuah proyek perluasan pun melibatkan peningkatan infrastruktur dan transportasi untuk mendukung fasilitas di Makkah dan Madinah.

Ini adalah bagian penting dari rencana untuk meningkatkan jumlah pengunjung dua kota suci itu.

Beristirahat di tempat teduh di dekat Masjidil Haram, Ahlam Saei, seorang warga Tunisia berusia 40 tahun mengatakan bahwa panas di Saudi 'sangat parah' dibandingkan dengan di negaranya.

Namun ia tidak ingin mengeluh.

"Haji sebagai ide yang didasarkan pada penerimaan kesulitan, maka hadiahnya pum sama dengan kesulitannya," kata Saei.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas