Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Hikmah Jamaah Papua-Medan Terjebak 10 Jam Tanpa Air dan Bus Jemputan di Musdalifah

Kondisi macet terjadi hampir 3 -5 jam bahkan banyak mesin bus over heat, rusak karena mesin air conditioner bus terus aktif, dan bus tak bergerak

Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Kisah Hikmah Jamaah Papua-Medan Terjebak 10 Jam Tanpa Air dan Bus Jemputan di Musdalifah
TRIBUNNEWS.COM NETWORK/, Thamzil Thahir
SANDAL DARURAT - Petugas haji dari EMT Kesehatan dan PKP3JH serta Layanan Lansia di Posko Khusus Sektor Nabawi di gerbang 339 Masjid Nabawi, Madinah, Rabu (7/6/2023). Mereka berharap petugas haji daerah memambawa sandal jepit cadangan untuk dibagikan ke jamaah haji di masjid Nabawi, Masjidil Haram, dan Armina. 

Seorang perwira senior polisi di Mapolsek Pati, Jawa Tengah, juga tak membayangkan akan lebih mudah menyelesailan jamarat aqabah, dan tak merasa lelah meski jalan 5,1 km pulang pergi malam harinya.

"Alhamdulillah Pak Kiai. Kita di kloter 79 SOC, Jamaratnya tadi lancar sekali. Cobaanya kami dapat pebih dulu di Misdalifah," kata perwira polisi Polres Pati, berpangkat Kompol itu kepada Ketua PC Nahdlatul Ulama (NU) Pati Jawa Tengah, KH Hasyim Yusuf, yang juga Bimbad Kloter 80 SOC di Maktab 70 tadi malam.

Kiai Yusuf menceritakan, saat jamaah kloter 79 SOC keluar dari jebakan Musdalifah, malam harinya, mereka langsung menunaikan jamarat aqobah.

"Alhamdulillah, kami tetangga tenda di kloter 80 melihat jamaah 79 bahagia dan laress. Hanya ramai karena viral di medsos," kata Yusuf Hasyim.

Kisah hikmah serupa juga diceritakan Ibnu Mufid (49), Ketua Kloter 15 KNO/MES.

Baca juga: Komisi VIII DPR Minta Petugas Haji Bersiaga Antisipasi Pergerakan Jemaah Saat Lempar Jumrah

"Allahu Akbar, Alhamdulillah kita sudah di Mina terakhir jam 14.30 WAS. Banyak jamaah kelelahan, tapi terbayar lunas setelah Jamarat. Ini lah takdir kloter kami," kata Mufid Ibnu.

Bersama petugas bimbingan ibadah kloter 19 MES, mereka justru khawatir kondisi di maktab 53 Mina.

BERITA TERKAIT

"Kapasitas tenda, tak bisa menampung total jamaah kami. Justru banyak jamaah tidur di luar tenda," kata Muksin Batubara.

Dokter Arinta Dewi Prasetyani, dokter kloter 76-SOC, dari Banjarnegara mengkonfirmasi, beratnya kondisi di Jebakan Musdalifah.

Mereka tiba di Musdalifah malam pukul 9, sekitar 5 jam setelah wuquf.

Di Musdalifah, tanpa tenda permanen dan padang berpasir seraya memungut batu dan kerikil mereka menunggu pendorongan jamaah ke maktab 69 Mina, sejak subuh, namun baru dievakuasi pukul 13.40 WAS.

"Kami di (SOC) 76, paling terakhir yang dievakuasi. Sebelum naik ke bus, masih banyak jamaah lain uang kepanasan. ada over heat dan terserang heat stroke."

Satu jamaah kloter 76 SOC, asal Banyumas, langsung dievakuasi dengan ambulans ke Al Wadi Hospital di Mekkah.

"Gejalanya heatstroke. Alhamdulillah kondisi terakhir sudah membaik tapi belum dibawa kembali ke tenda maktab kloter," ujarnya di posko kesehatan maktab.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas