Berusia 104 Tahun, Jemaah Haji asal Lombok Praya ini Berhak atas Gelar ‘Tuan Rahmatullah’
Kala Haji Ayun wuquf di Padang Arafah, 9 Dzulhijjah 1444 Hijriyah atau Selasa 27 Juni 2023 lalu, dia sudah berusia 104 tahun.
Editor: Hendra Gunawan
Tuan Rahmatullah Ayun, pun mengaku tegar. Petani dan pemilik 2 Hektar lahan sawah ini, meminta agar sehat senantiasa dan membawa pulang gelar haji.
"Doakan ya, semoga tanggal 21 nanti selamat sampai Pejanggik Praya," ujarnya yang diaminkan 5 jamaah sekampungnya di pelataran Nabawi.
Gelar Haji dan bagi Ayun Saleh Dayu amat penting bagi keturunan dan kelanjutan tradisi mulia di Pejanggik, Lombok Praya.
Kenapa?
"Maaf, di kampung kami di Praya, anak, cucu atau cicit belum bisa naik haji kalau bapak belum berhaji," kata Abdul Rahman.
Haji Ayun, memangguti penegasan kerabat dan sahabat cucu keduanya itu.
Mendiang ayahnya, Haji Tuan Rahmatullah Saleh juga sudah menunaikan haji dua dekade lalu. Dia tak mengkonfirmasi apa kakeknya, Dayu sudah menunaikan haji.
"Ehmm, Insyallah tahun depan anak saya sudah bisa kesini juga," ujarnya seraya melanjutkan lafalan zikir tanpa tasbihnya.
Haji Ayun sudah hidup bersama 4 lapis generasinya.
Dari 4 anaknya, dia dikarunia 12 cucu, 24 cicit dan 4 embit (cucunya cucu). "Ya, empat embit itu dari satu istri."
Selama di Tanah Suci, Haji Ayun Saleh sehat wal afiat.
Padahal, jamaah yang lebih muda rerata sudah terpapar radang tenggorok itu.
"Pilek, Alhamdulillah juga tidak pernah."
Dia memang terlihat bugar. Selama di Tanah Suci, dia menolak kursi roda tawaran petugas kloter dan PPIH Arab Saudi.
Saat di Arafah, dan berjalan untuk melontar dari maktab 54 ke jamarat, Mina dia jalan laiknya jamaah non-lansia.
"Ya, tidak cepat seperti yang muda dan sesuai irama talbiyah," ujarnya.