Mengintip Dapur Katering untuk Jemaah Haji Indonesia
Di dapur ini, setiap kali memasak sedikitnya ada 1,8 ton beras, 700 ekor ayam, dan 2 kuintal bumbu dapur untuk sekira 3.000 porsi jemaah haji.
Editor: Muhammad Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, MADINAH - Ada 21 dapur katering yang setiap hari beroperasi untuk menyediakan makanan bagi jemaah haji Indonesia di musim haji 2024. Salah satunya adalah Nooha di Madinah, pihak katering yang dipercaya oleh Kementrian Agama.
Di dapur ini, setiap kali memasak sedikitnya ada 1,8 ton beras, 700 ekor ayam, dan 2 kuintal bumbu dapur untuk sekira 3.000 porsi jemaah haji.
Baca juga: 392 Jemaah Haji & Petugas Kloter JKG 1 Mulai Bertolak ke Makkah Pakai 10 Bus, Ambil Miqat di Bir Ali
Jika sehari tiga kali, berarti dapur ini memasak untuk sekira 9.000 porsi.
Setelah dimasak, makanan itu dikemas dan dikirim ke hotel tempat jemaah tinggal.
“Butuh waktu selama 180 menit untuk mengemas 3.000 makanan Jemaah haji,” kata Herman, pria asal Bangka Belitung yang mengelola katering itu.
Menurutnya, sebagian besar bumbu didatangkan dari Indoesia. Selain itu, dari beberapa negara dekat yang sesuai dengan kebutuhan citarasa Indonesia. Sebagaimana permintaan Kemenag agar semua menua makanan untuk jemaah haji harus bercitarasa Nusantara.
Di dapur tersebut, semua proses dilakukan secara profesional. Mulai meracik bumbu, memotong bahan, memasak nasi maupun sayur dan lauk, sampai pengemasan semua dilakukan secara professional dan selalu menjaga kebersihan.
Baca juga: Haji Ramah Lansia, Jemaah Haji, Makanan Berlabel Khusus hingga Kartu Kendali Layanan Kursi Roda
Saat tim MCH 2024 berkunjung ke sana, para pekerja sedang memasak semur ayam, sambal goreng, orek tempe, dan sejumlah sayur untuk menu makan siang jemaah haji.
Herman mengaku sudah bekerja di sektor katering sejak tahun 2017 silam. Sejak itu dia menjadi koki di dapur Nooha, setelah sebelumnya menjadi koko di restoran Thailand sejak tahun 2.000-an.
“Untuk menjaga citarasa Indonesia, koki di sini juga berasal dari Indonesia. Kami bersyukur bisa terus melayani kebutuhan jemaah haji Indonesia. Termasuk menyediakan makanan yang sesuai dengan selera Nusantara,” lanjutnya.
Ya, sejak awal Pemerintah Indonesia berkomutmen untuk memberikan pelayanan penuh kepada para jemaah haji. Termasuk menyediakan makanan bercitarasa Nusantara selama di Arab Saudi.
Sedikitnya sudah ada 70 ton produk bumbu Indonesia yang telah disiapkan di Saudi. Bumbu sebanyak itu didatangkan langsung dari tanah air.
"Sudah ada 70 ton lebih dari total kebutuhan lebih dari 200 ton bumbu. Kita libatkan UMKM dalam upaya ini. Tahun lalu hanya 15 ton. Jadi tahun ini jauh lebih baik," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Ada delapan jenis bumbu yang didatangkan dari Indonesia, yaitu rendang, gulai, nasi kuning, nasi uduk, semur, sambel goreng, bumbu merah, dan bumbu dasar kuning.
Pihaknya berharap tahun depan bisa dipenuhi sepenuhnya bumbu dari Indonesia sehingga cita rasa tidak jauh berbeda.
Baca juga: Hari Ini 3.425 Jemaah Haji Indonesia dari Madinah Menuju Makkah, Fasilitas Apa yang Didapat?
Menag bersama rombongan juga sempat meninjau langsung kesiapan dapur penyedia katering jemaah haji di Makkah. Dapur yang dikunjungi, yaitu Rayat Al Motahedon di Al Syawqiyah. Dapur ini akan menyiapkan katering untuk 4.065 jemaah perhari.
"Kita lihat dapurnya representatif, besar, luas, dan bersih. Kecukupan bahan makanan kita tanyakan dan mereka meyakinkan," terang Gusmen, panggilan Menag Yaqut.
Selain sarana memasak, dalam kunjungan ini, Menag juga mengecek kesiapan bahan makanan, proses kerja dapur, sanitasi, dan juga storage atau tempat penyimpanan bahan makanan.
Tahun ini, ada 57 dapur di Makkah dan 21 dapur di Madinah yang akan menyediakan katering bagi jemaah haji Indonesia. (ufi)