Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kisah Haniah Si Nenek Lincah 75 Tahun Tak Sabar Ingin Lihat Kakbah di Masjidil Haram

Usianya 75 tahun tapi kegesitan Hania Mappiare Baco seolah berbanding terbalik dengan umurnya, semangat ingin sholat ke Masjidil Haram, liat Kakbah.

Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Kisah Haniah Si Nenek Lincah 75 Tahun Tak Sabar Ingin Lihat Kakbah di Masjidil Haram
Tribunnews.com/Anita K Wardhani
Hania Mappiare Baco, nenek incah asal Maros mewujudkan keinginannya melihat dan salat langsung di depan Kakbah di Masjidil Haram. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Anita K Wardhani dari Arab Saudi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usianya sudah 75 tahun, tapi kegesitan Hania Mappiare Baco seolah berbanding terbalik  dengan umurnya.

Meski badannya jika berjalan tak lagi tegak, Hania pantas dijuluki "nel"i si nenek lincah.

Kelincahannya tak sekadar aktivitas biasa. Nenek asal Maro Sulawesi Selatan ini begitu bersemangat kembali beribadah ke Tanah Suci.

Hania ingin melepas rindunya melihat Kakbah, meski setahun silam ia sudah pernah menjalankan ibadah umrah.

Tahun ini saat Allah memanggilnya menjadi tamu Allah (duyufurahman), Hania tak menyia-nyiakan kesempatan setelah 15 tahun menunggu untuk berhaji.

Begitu menginjakkan kaki di Kota Makkah, ia menyambutnya dengan sukacita dengan bersemangat.
Hania tak sabar ingin ke Masjidil Haram, tempat Kakbah berdiri.

Berita Rekomendasi

Saat umrah wajib bersama rombongan, Hania gercep (gerak cepat) tak menunda ibadah ini. Usai umrah wajib, rindu Hania ke Masjidil Haram rupanya masih ada.

Saat itu, ia berusaha mencari teman yang biasa diajaknya kembali ke Masjidil Haram dari hotelnya di kawasan Syisah Makkah.

Nenek Hania 'bergerilya' dari kamar ke kamar untuk minta tolong di bawa sholat ke Masjidil Haram.

"Ayo saya ikut kalau ke Kakbah ya nak. Saya rindu lihat Kakbah lagi," ucapnya saat mengetuk setiap pintu kamar.

Baca juga: Menilik Masjid Abu Bakar, Ikon Klasik Bersejarah di MadinahTempat Nabi Muhammad SAW Salat Idulfitri

Hingga singkat cerita, bertemulah ia dengan Nur Asriani, tetangga kamar sesama warga Maros Sulawesi Selatan yang juga tergabung satu kloter di embarkasi UPG 3 Makassar.

Keinginan Nenek Hania mengetuk hati Nur untuk mengajaknya ke Masjidil Haram.

"Saya waktu itu mendengar dari tante, ada nenek-nenek semangat ingin ke Masjidil Haram mengetuk pintu-pintu kamar jemaah, tapi tak ada yang berani membawa karena mungkin khawatir dengan kondisi nenek

Saya pun berinisiatif keluar dan mengajak nenek Hania ikut saya ke Masjidil Haram," ucap Nur Asriani mengawali ceritanya membawa Nenek Hania.

Ada satu kalimat Nenek Hania yang membuat Nur tersentuh saat dia mendengar alasan kuatnya ingin ke Masjidil Haram.

"Katanya nenek hania sudah lama menunggu untuk bisa pergi haji, masa' cuma tinggal di kamar hotel, Meskipun cuma sekali alhamdulillah ada yang bisa diceritakan ke keluarga di kampung bisa salat di Masjidil Haram," tutur Nur.

Mendapat respon positif ada yang mau mengajaknya ke Masjidil Haram, semangat Nenek Hania membara.

"Saking semangatnya kami minta nenek siap-siap sejak tengah malam, tidur pun beliau sudah tidak mau lepas mukena karena  agar bisa gerak cepat ke Masjidil Haram tidak membuat yang mengantar menunggu,"  ucap Nur.

Baca juga: Kaesang Pangarep dan Erina Gudono Umumkan Kehamilan Anak Pertama, Pamer Hasil USG di Depan Kakbah

Singkat cerita Kamis (23/5/2024) dinihari,  Nenek Hania ikut bersama rombongan keluarga Nur, yaitu tante dan pamannya ikut mengawal Nenek Hania ke masjidil Haram.

Nenek Hania rupanya sudah membekali fisiknya dengan baik. Tahu akan ke masjidil Haram yang memerlukan perjuangan fisik, ia tak lupa meminum suplemen kesehatan.  

Nur bertekad mengawal Nenek Hania jika lelah, karena saat itu sebenarnya Nur sedang berhalangan salat karena sedang haid.

"Kebetulan saya sementara haid, jadi saya berpikir,  biar saja saya yang dampingi kalau misalkan si nenek capek," katanya.

Kepada Nenek Hania, Nur sudah wanti-wanti agar tetap mengutamakan keselamatan tak memaksanakn diri.

"Jalannya pelan-pelan ya nek, jangan capek," pesannya pada Nenek Hania.

Perjalanan dari hotel di wilayah syisha hingga ke Masjidil Haram kira-kira lebih dari 5 Km ini ternyata tak membuat nenek Hania merasa lelah.

Dia tak mau dibantu kursi roda ataupun tongkat. Meski jalannya agak terbungkuk Nenk Hania tetap semangat berjalan pelan sampai ke Masjidil Haram

Sesampainya di sana, nenek Hania menunaikan salat sunag tahajjud.

Saat itu, keinginan Hania melihat Kakbah belum terkabul karena Nenek Hania dan Nur ada di dalam mesjid lantai 3.

Nenek Hania terus bertanya dimana Kakbahnya belum terlihat. Hingga usai salat subuh, dengan perlahan Nur menuntun Nenek Hania mencari jalan.

"Awalnya agak bingung jalan, saya jadi kasihan, khawatir si nenek jauh jalannya, tapi alhamdulillah semangatnya nenek Hania besar, tidak mengeluh lelah," kata Nur.

Jemaah melaksanakan salat menghadap Ka'bah, tempat suci umat Islam, di Masjidil Haram kota suci Mekkah Saudi, (19 Juni 2023). (Abdel Ghani BASHIR/AFP)
Jemaah melaksanakan salat menghadap Ka'bah, tempat suci umat Islam, di Masjidil Haram kota suci Mekkah Saudi, (19 Juni 2023). (Abdel Ghani BASHIR/AFP) (AFP/ABDEL GHANI BASHIR)

Sampai Nenek Hania bisa mewudukan keinginann melihat Kakbah saat cleaning service Masjidil Haram menuntunnya ke arah jalan khusus lansia melalui lift.

"Alhamdulillah Allah permudah jalan kami langsung diantar cleaning servisnya haram sampai lift khusus sampai k pelataran Kakbah," cerita Nur.

Nur lantas mengajak Nenek Hania mencari tempat untuk sholat pas depan Multazam.

Kepada nenek Hania, Nur menginformasikan jika Multazam ini salah satu tempat mustajab untuk berdoa.

"Alhamdulillah beliau banyak berdoa dan menangis haru saat memanjatkan doa di sana," kata  Nur.

Hania pun mengamini. "Saya senang bisa melihat Kakbah lagi kemarin itu."

Hania mengakui jika dia sadar diri dengan kondisinya yang sudah berumur.  Hingga dia tak akan memaksakan diri.

Saat niatnya tercapai, ia akan patuh lebih banyak salat di hotel daripada memaksakan salat diri salat di Masjidil Haram.

"Ndak capek waktu itu. Cukup sudah saya lihat Kakbah, saya sudah senang' kata Nenek Hania. 

Nenek pun puas, setelah salat dhuha, sekitar pukul 6.30, mau diajak pulang k hotel oleh Nur.

Nur mengatakan niatnya hanya ingin mewujudkan niat nenek Hania dengan pertimbangan kesehatan tentunya.

"Semoga semangat nenek Hania ini bisa menginspirasi. Semangat beribadah tanpa mengabaikan kondisi fisik. Jika lelah tak dipaksa, Insya Allah akan dimudahkan Allah," katanya.

Imbauan Ulama Soal Ibadah Haji Lansia

Ibadah haji tahun ini masih mengusung tagline haji ramah lansia. Mengingat jumlah lansia masih banyak yakni sekitar 45 ribu jemaah.

Ada banyak cara ibadah khusus lansia ini yang sesuai tuntunan syariat.

Kiai Miftah Faqih, salah seorang bimbingan ibadah di PPIH Arab Saudi mengingatkan ibadah haji ini adalah ibadah fisik yang memerlukan kondisi tubuh prima.

"Jangan atas nama ibadah mengabaikan dirinya terutama kssehatan. Apalagi untuk lansia. Pada dirinya sudah ada ruksoh atau keringanan," katanya

Jemaah haji diminta tidak memaksakan diri mengejar sunah dan bisa mengganti dengan baca Al Quran.

Termasuk nanti saat ibadah puncak haji, jemaah lansia melalui pendamping diminta mengukur diri tak memaksakan ibadah tapi abai pada kesehatan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas