Cerita PPIH Mulyono Bimbing Ratusan Jemaah Haji Sampai Suaranya Serak: Disini Lebih Panas dari Papua
Mulyono langsung tancap gas setelah terima speaker pengeras suara yang sebelumnya dipegang seorang pelaksana Media Center Haji 2024.
Editor: Dewi Agustina
"Kalau sudah ihram, tidak boleh ditutup mata kaki, jadi tidak boleh pakai sepatu," ujar Petugas Haji asal Papua, Mulyono.
Menurut pegawai Kementerian Agama Papua Barat itu, jemaah Papua harus terus diedukasi.
Ada juga jemaah yang enggan pakai sandal.
"Bapak pakai sendal nanti kalau ke masjid ya. Kalau malam boleh. Tapi kalau siang Bapak harus pakai itu sandal karena kaki bapa bisa melepuh. Di sini lebih panas dari Papua," kata petugas kesehatan pendamping jemaah Papua membujuk seorang jemaah yang tidak mau pakai sandal.
Baca juga: Mulai 2 Juni, 4.850 Jemaah Haji Asal Aceh Terima Dana Wakaf Baitul Asyi di Makkah Rp 6 Jutaan
Suara Mulyono nyaris tak terdengar lagi, ketika berbincang dengan pelaksana MCH 2024 tanpa pengeras suara.
Perbincangan pun dilakukan sambil jalan tergesa. Mulyono sudah harus ke Paviliun lain menyambut 204 jemaah Kloter 20 UPG lainnya.
Mereka satu kloter. Satu pesawat dari Makassar. Nginapnya di Mekah pun satu kawasan, Syisyah. Tapi diterima di paviliun berbeda di KAAIA.
"Begitulah saudara kami dari Papua. Mereka sangat teguh pada keyakinan dan pengetahuan yang meraka bawa dari kampung," kata Mulyono.
"Di sini belum seberapa. Nanti di Armuzna lebih seru," ujar Mulyono sembari tersenyum.
Pria ini memang sangat rajin sedekah senyum.
"Di Makkah, kadang ada yang tidak mau buka ihram setelah Thawaf Ifadah. Dia mau pakai ihram terus selama di Makkah," kata Mulyono.
Lesung pipinya semakin terlihat jelas. Senyum Mulyono kian merekah.(*)