Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pertahankan Istitha'ah Kesehatan, Jemaah Haji Risiko Tinggi Dijemput untuk Diperiksa Ulang

Jemaah yang terkategori jemaah risti ini memang diperiksa ulang demi mempertahankan Istitha'ah yang sudah dilakukannya di tanah air.

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in Pertahankan Istitha'ah Kesehatan, Jemaah Haji Risiko Tinggi Dijemput untuk Diperiksa Ulang
Tribunnews.com, Anita K Wardhani/Media Center Haji 2024
Jemaah yang terkategori jemaah risti ini diperiksa ulang demi mempertahankan Istitha'ah yang sudah dilakukannya di tanah air. Poli Risti Klinik kesehatan Haji (KKHI) Makkah jemput bola mendatangi jemaah haji di sektor-sektor dekat hotel jemaah menginap. 

TRIBUNNEWS.COM, MAKKAH - Pak Kemad terlihat duduk di kursi roda. Ia terlihat disuapi roti oleh seorang petugas dari Tenaga Kesehatan Haji (TKHI).

Jemaah haji berusia 88 tahun itu mengaku badannya agak lemas karena belum bisa banyak makan.
Oleh petugas, Mbah Kemad pun didaftarkan ke Poli Risti (Risiko Tinggi ) Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah yang kebetulan sedang berkeliling ke sektor-sektor.

Baca juga: Doa Melepas Keberangkatan Jemaah Haji Lengkap dalam Huruf Latin dan Arab

Rabu (29/5/2024), Poli Risti kebetulan pertama kalinya melakukan aksi jemput bola mendatangi ke sektor-sektor.

Sampai di Poli Risti, Mbah Kemad tak sendiri, ada 25 jemaah haji terkategori risiko tinggi (risti) ikut antre.

Ada Pak Suwandi dengan keluhan gagal ginjal terlihat ikut antre menunggu pemeriksaan petugas.

Suwandi dan Kemad adalah dua jemaah haji yang diperiksa ulang demi memastikan kondisinya sehat.

Jemaah yang terkategori jemaah risti ini memang diperiksa ulang demi mempertahankan Istitha'ah yang sudah dilakukannya di tanah air.

Baca juga: Jaga Kelembaban Kulit, Dokter Anjurkan Jemaah Haji Bawa Skincare Ini

Berita Rekomendasi

Perlu diketahui Istitha'ah kesehatan adalah syarat kemampuan jemaah haji secara jasmaniah agar bisa beribadah ke tanah suci.

Poli Risti KKHI Makkah secara khusus mendatangi 11 sektor jemaah haji Indonesia untuk mendeteksi lebih dini pasien berisiko tinggi, terutama mereka yang punya riwayat jantung, mengingat mayoritas jemaah haji wafat karena serangan jantung.

Jemaah yang terkategori jemaah risti ini  diperiksa ulang demi mempertahankan Istitha'ah yang sudah dilakukannya di tanah air. Poli Risti Klinik kesehatan Haji (KKHI) Makkah jemput bola mendatangi jemaah haji di sektor-sektor dekat hotel jemaah menginap.
Jemaah yang terkategori jemaah risti ini diperiksa ulang demi mempertahankan Istitha'ah yang sudah dilakukannya di tanah air. Poli Risti Klinik kesehatan Haji (KKHI) Makkah jemput bola mendatangi jemaah haji di sektor-sektor dekat hotel jemaah menginap. (Tribunnews.com, Anita K Wardhani/MCH 2024)

“Ini adalah perdana poli rosti ke sektor-sektor demi mendekatkan diri pada jemaah,” ujar dr Kepala KKHI Makkah dr Enny Nuryanti saat ditemui di Klinik Sektor 9, Makkah, Rabu (29/5/2024).

Sektor 9 yang merupakan embarkasi Surabaya dipilih pertama dikunjungi karena lebih dari setengah jemaah kloter sudah datang ke Makkah.

Menurut dr Enny, dokter Poli Risti yang dilibatkan antara lain dokter spesialis jantung, spesialis paru dan penyakit dalam.

Para jemaah yang diperiksa adalah jemaah yang diajukan oleh tim tenaga kesehatan haji kloter (TKHK) untuk diperiksa.

“Jadi tim TKHK menyeleksi jemaah berisiko tinggi yang perlu diskrining ulang,” jelasnya.

Pada saat skrining ulang ini, lanjut dr Enny, jemaah akan dicatat umurnya, riwayat jantung sebelumnya, nyeri dada atau tidak, komorbid diabetes atau hipertensi , juga riwayat kebiasan merokok jemaah.

“Para jemaah ini sudah diskrining di Indonesia, namun kita skrining ulang, harapannya para pasien komorbit ini masih tetap istitha’ah,” ujar dr Enny.

Jemaah yang hasilnya tetap istitha’ah, maka akan direkomendasikan bisa melaksanakan ibadah saat puncak haji nanti.

Lantas bagaimana apabila jemaah tidak istitha’ah?

“Kalau tidak istitha’ah dan ada keluhan akan dirujuk ke KKHI. Namun apabila masih tetap terkontrol, akan tetap dipantau oleh tim TKHK,” jelasnya.

Sementara itu, jemaah komorbid namun masih bisa terkontrol tapi lansia, akan direkomendasikan untuk safari wukuf.

“Bisa juga kita nanti akan rekomendasikan safari wukuf,” katanya.

Hingga hari ke-17 atau 29 Mei 2025, jemaah yang meninggal sebanyak 24 orang. Di mana 7 orang meninggal di Makkah. “Mayoritas jantung,” kata dr Enny.

Hingga Rabu petang Waktu Arab Saudi Poli Risti pada safari hari pertama ke sektor memperoleh kesimpulan jika keluhan mayoritas gangguan jantung, lalu Diabetes Melitus, Hipertensi, dan Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK).
Dari 23 pasien yang hadir rentang usia yang diperiksa yaitu 51 sampai 88 tahun kondisinya terkendali.

"Kami beri obat, maintenance untuk 30hari sampai beliau selesai rangkaian ibadah haji nya," kata PJ Poli Risti dr Siti Chandra.

Hal ini juga berlaku pada pasien yang mengalami gagal ginjal, menurut dr Chandra tetap diteruskan tatalaksana nya dalam pantauan KKHI Makkah.

Karena ini termasuk dalam kriteria risti berat.

"Pasien gagal ginjal termasuk pemantauan ketat TKHK dan sektor, sehingga harus hemat energi, edukasi untuk mengutamakan ibadah wajib, terutama armuzna, dan ibadah lainnya di hotel saja," imbuhnya.

Sementara itu Kepala Tenaga Kesehatan Haji Kloter (TKHK) Sektor 9 Budi Prasetyo mengaku sangat senang dengan adanya layanan poli Risti yang datang ke sektor.

“Ini sangat memudahkan kami dan jemaah. Kalau kita kumpulkan jemaah dan dibawa ke KKHI itu berisiko juga karena kan jauh ya, lebih enak seperti ini,” katanya.

Untuk di sektor 9, total ada 57 kloter. Namun sampai saat ini baru 43 kloter yang tiba di Makkah. “Total jemaah sehatusnya 21.047 jemaah, masih ada sekitar empat ribuan lagi yang belum datang,” kata dr Budi.

Hingga saat ini, pihaknya sudah merujuk 5 pasien jantung ke KKHI, sebagian sudah pulang.

“Tadi pagi kami merujuk satu orang ke RS Arab Saudi karena jantung. Jemaah mengeluhkan sakit dada khas jantung,” ujarnya.

Selain memantau pasien berisiko tinggi, tim TKHk juga memantau meningkatnya pasien pnemonia. Saat ini, kata dia, jemaah di sektor 9 banyak yang sakit batuk dan flu.

“Kami terus melakukan edukasi dengan cara door to door, mengingatkan jemaah untuk selalu mengenakan masker dan beristirahat cukup, makan makanan bergizi, juga stop dulu rokoknya,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas