Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Epidemiolog Ingatkan Pelaksanaan Haji di Musim Panas Tingkatkan Risiko Infeksi

Dicky menuturkan ada beberapa faktor kenapa suhu panas bisa menyebabkan munculnya berbagi penyakit. 

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
zoom-in Epidemiolog Ingatkan Pelaksanaan Haji di Musim Panas Tingkatkan Risiko Infeksi
Media Center Haji 2024/Sigit Kurniawan
Suhu di kota Mekkah cukup panas, bahkan mencapai hingga 43 derajat celcius. Epidemiolog dan ahli kesehatan global Dicky Budiman ingatkan pelaksanaan haji khususnya di musim panas bisa meningkatkan risiko infeksi saluran napas dan penyakit lain.  

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Epidemiolog dan ahli kesehatan global Dicky Budiman ingatkan pelaksanaan haji khususnya di musim panas bisa meningkatkan risiko infeksi saluran napas dan penyakit lain. 

"Suhu panas di Mekkah atau Madinah bisa memicu infeksi saluran napas," ungkapnya pada Tribunnews, Sabtu (1/6/2024).

Baca juga: 100 Kursi Roda Dikirim dari Jakarta untuk Jemaah Haji Lansia Ibadah di Armuzna

Dicky menuturkan ada beberapa faktor kenapa suhu panas bisa menyebabkan munculnya berbagi penyakit. 

Pertama, suhu panas yang esktrim membuat tubuh mudah mengalami dehidrasi. 

Ketika dehidrasi atau kekurangan cairan terjadi, hal ini dapat menurunkan kemampuan tubuh melawan infeksi. Termasuk infeksi saluran napas. 

Baca juga: Pemerintah Siapkan Makanan Khusus Bagi Jemaah Haji Lansia, Ini Menunya

Kedua, terjadinya penurunan imunitas karena stres fisik dan mental akibat suhu tinggi. 

BERITA REKOMENDASI

"Suhu tinggi bisa menurunkan kembali kekebalan tubuh. Kekebalan tubuh ini yang membuat jemaah haji lebih rentan terhadap infeksi," imbuhnya. 

Ketiga adanya polusi dan debu. Di Mekkah,  sering kali mengalami polusi udara dan debu tinggi. 

Partikel ini yang bisa masuk ke saluran napas. Sehingga bisa menyebabkan iritasi serta infeksi.

Selain itu partikel tersebut juga bisa membawa patogen seperti bakteri atau virus. 

Keempat, adanya kepadatan kontak fisik. 

"Ibadah haji diikuti jutaan orang negara dengan berbagai kondisi kesehatan. 

Kepadatan dan kontak fisik intens ini memudahkan penyebaran virus dan bakteri," tutupnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas