Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tangis Bahagia Kai Mardeka, Penyadap Karet Tunanetra dari Barito Utara Bisa Naik Haji

Namanya Mardeka bin Bidulan Imran. Pria berusia 79 tahun ini tak mampu menutupi rasa harunya bisa sampai ke Tanah Suci dengan sehat meski tunanetra.

Penulis: Anita K Wardhani
zoom-in Tangis Bahagia Kai Mardeka, Penyadap Karet Tunanetra dari Barito Utara Bisa Naik Haji
Tribunnews.com, Anita K Wardhani/MCH 2024
Namanya Mardeka bin Bidulan Imran. Jemaah asal Barito utara Kalimantan Tengah menutupi rasa harunya bisa sampai ke Tanah Suci dengan sehat meski tunanetra. 

Berulangkali Mardeka mengucap syukur dan terimakasih karena semua jemaah haji satu kloternya sangat memerhatikannya.

Mardeka bahkan menyebut dua pemuda di kamarnya sebagai cucu, meski secara pertalian darah tak ada hubungan, namun kepedulian mereka mendekatkan mereka.

"Aku berterima kasih pada teman-teman, petugas, kepala rombongan juga cucu-cucuku di kamar ini sangat membantu aku," katanya.

Meski keberadaan Mardeka dengan keterbatan, orang-orang di sekitar Mardeka sepakat jika tak merasa direpotkan, karena Kai----demikian sapaan mereka untuk Mardeka yang artinya kakek) sangat mandiri.

Seperti saat salat, ketika adzan Magrib terdengar, Mardeka terlihat bergegas turun dari tempat tidur menuju kamar mandi sendiri, hanya sesekali istri juga Halik, Ketua rombongan yang sekamar dengannya mengarahkan kemana Mardeka harus berjalan.

"Pak Mardeka ini tidak merepotkan. Selama perjalanan dari desanya ke Muara Teweh lalu ke Banjarmasin sampai naik pesawat ke Arab tidak pernah merepotkan," kata Ketua Kloter BDJ-03, Abdul Majid Rahim.

Mardeka menempuh perjalanan panjang dari Barito Utara ke Arab Saudi.

Berita Rekomendasi

Perjalanan dari desanya ditempuh dengan speedboat menyusuri sungai Kapuas menuju kota Muara Teweh (ibukota Barito Utara) selama 9 jam.

Sampai di Muara Teweh perjalanan Mardeka dilanjutakn ke Banjarmasin, ibukota provinsi tetanggga Kalimantan Selatan selama 9 jam perjalanan menggunakan bus.

Dari embarkasi Banjarmasin di Banjarbaru, Kai Mardeka pun terbang bersama ke bandara Madinah.

Demikian saat tiba di Madinah hingga ke Makkah, Mardeka terlihat beraktivitas seperti layaknya dia dirumahnya, semua dilakukan mandiri.

"Kadada (tidak ada, Red) mmebuat repot sidin (beliau). Apa-apa bisa sendiri, kalau pun kami ada di sampingnya sudah sewajarnya kan kita membantu sesama, tidak ada yang diistimewakan," kata Husain, pemuda teman sekamar Kai Mardeka yang disebut Mardeka sebagai cucu barunya.


Doa Kai Mardeka di Depan Kakbah

Membuktikan rasa syukur dan kelegaannya sampai kota suci Makkah, Mardeka mengaku paham dengan keterbatasannya sehingga ia pun menuruti apa kata petugas.

Pun saat petugas menyarankan Mardeka memakai skuter saat tawaf, kakek dari 25 cucu dan 13 orang cucu ini paham tak memaksakan diri mendekat ke dekat Kakbah.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas