Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Komnas Haji dan Umrah Akui Biaya Haji Terus Mengalami Peningkatan Tiap Tahun

Menurut Mustolih selama ini ada anggapan keliru dari masyarakat bahwa biaya haji di Indonesia sangat murah.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Dewi Agustina
zoom-in Komnas Haji dan Umrah Akui Biaya Haji Terus Mengalami Peningkatan Tiap Tahun
AFP/ABDEL GHANI BASHIR
Ketua Komnas Haji dan Umrah, Mustolih Siradj, mengatakan biaya penyelenggaraan ibadah haji terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Foto jemaat Muslim berjalan di antara perbukitan Marwa dan Safa di Masjidil Haram di kota suci Mekah, Arab Saudi pada 4 Juni 2024 menjelang ibadah haji tahunan. (Photo by Abdel Ghani BASHIR / AFP) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komnas Haji dan Umrah, Mustolih Siradj, mengatakan biaya penyelenggaraan ibadah haji terus mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Menurut Mustolih selama ini ada anggapan keliru dari masyarakat bahwa biaya haji di Indonesia sangat murah.

Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Bakal Tempati 1.169 Tenda Saat di Arafah

Anggapan keliru tersebut, kata Mustolih, selama ini juga dikampanyekan oleh Pemerintah.

"Memang biaya haji akan meningkat terus, tapi ada permasalahan historis yang harus diluruskan di tengah masyarakat. Dan kemudian pemegang otoritas selalu mengkampanyekan bahwa biaya haji Indonesia termurah di ASEAN. Akibatnya campaign ini diserap publik selama bertahun-tahun tanpa adanya koreksi," ujar Mustolih dalam webinar FMB9, Senin (10/6/2024).

Padahal, menurut Mustolih, selama ini sistem pembiayaan haji dibantu oleh dana jemaah yang belum mendapatkan giliran berangkat.

"Padahal dalam penyelenggaraan ibadah haji ternyata apa yang dibayar jemaah haji, ternyata itu tidak semua mereka cover. Tapi ada yang disebut Pak Acep, ya bahasanya subsidi atau dibantu jemaah yang nunggu," kata Mustolih.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, tidak ada jemaah berangkat dibiayai oleh jemaah tunggu, itu adalah tafsir keliru.

Yang dimaksudkan adalah porsi nilai manfaat yang dihasilkan sebagian besar digunakan untuk penyelenggaraan ibadah haji tahun berjalan, seharusnya porsi idealnya turut mempertimbangkan sustainabilitas bagi jemaah tunggu.

Baca juga: Soroti Fasilitas Pemondokan Jemaah Haji di Madinah, Marwan Dasopang: Masih Butuh Perbaikan

Mustolih mengingatkan pada tahun 2026, ada dua musim haji yang pelaksanaannya terjadi pada satu tahun masehi yang sama.

Hal ini terjadi akibat pergeseran kalender hijriah yang semakin maju karena adanya perbedaan sekitar 10 hari setiap tahunnya.

"Ini akan menguras resources BPKH. Oleh karena itu saya kira persoalan rasionalitas dana haji ini meski diperhatikan betul," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas