Bendera Indonesia Hilang di Bus Shalawat, Menag akan Cek Apakah Ada Beda Perlakuan?
Timwas Haji DPR RI menyoroti temuan mereka di lapangan jika stiker bendera Indonesia yang biasa jadi penanda identitas bus shalawat justru menghilang.
Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Dewi Agustina
Menteri Agama pun merespon pertanyaan Ace ini.
Saat wawancara dengan tim Media Center Haji (MCH) termasuk Tribunnews.com usai rapat, menteri yang biasa disapa Gus Men ini mengatakan akan mengeceknya.
"Soal bendera yang dicopot, apakah ada beda perlakuan? Kami akan tanyakan itu mengapa beda perlakuan?" kata Gus Men.
Baca juga: Melihat Layanan Bus Shalawat untuk Jemaah Lansia di Makkah, Bisa Dipesan, Ini Syaratnya
Menurut Menag Yaqut, selama ini peraturan tidak boleh nempel bendera di bus sudah aturan lama.
"Kalau negara lain boleh kenapa kita tidak. Apa dasarnya karena kalau ngomong prioritas kan jemaah kita sangat banyak jumlahnya. Kita akan cek dan pastikan lagi," tegas Yaqut.
Tak hanya soal stiker, Timwas juga menyoroti soal petugas termasuk di dalamnya sopir bus yang sebagian besar tenaga asing bukan dari Indonesia.
"Kita bisa pahami bahwa penyedia layanannya adalah tenaga asing, tapi alangkah lebih bagusnya kalau sopirnya setidaknya ngerti bahasa Indonesia. Sehingga pada saat mereka berkomunikasi dengan jamaah kita jadi kesulitan gitu. Akhirnya jamaah menjadi enggan untuk menggunakan bus Shalawat tersebut. Saya kira catatan kami demikian," harap Ace.
Layanan Bus Lansia
Kritik lain yang dilontarkan Timwas haji adalah soal keberadaan bus lansia.
Dari 524 bus shalawat dari Kemenag menurut Ace, hanya 20 bus yang bisa diakses oleh lansia dan difabel.
Haji ramah lansia tentu jumlah bus disertai dengan inftrastruktur yang benar-benar ramah lansia.
Pantauan Tribunnews.com, selama masa operasional haji, para jemaah lansia terangkut dengan bus shalawat yang dirancang khusus untuk lansia dan kaum disabilitas.
Tribunnews.com berkesempatan mendampingi 8 jemaah lansia dari Jambi naik bus shalawat, Selasa (4/6/2024) pagi.
Bus shalawat berwarna hijau ini memang dikhususkan untuk jemaah lansia dan disabilitas yang memakai kursi roda.
Jika bus shalawat biasa yang berwarna kuning biasa berhenti di sejumlah hotel jemaah, bus lansia ini seperti bus patas (cepat terbatas) yang langsung mengantarkan jemaah ke 2 terminal dekat Masjidil Haram.