Kakek Umar Berhaji Usai Tak Sadarkan Diri Jelang Safari Wukuf, Tim Medis Darurat Jadi Kunci
Menjelang diberangkatan bersama 300 temannya yang lain ke Arafah, kakek Umar tiba-tiba lemas di kamar mandi dan tidak sadar.
Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Muhammad Zulfikar
Petugas medis darurat ini pun sempat dibikin was-was karena kondisi kakek Umar.
"Yang bikin petugas PKP3JH ini deg-degan adalah dengan kondisi seperti ini, sangat riskan untuk dibawa safari wukuf dengan menggunakan bus karena risiko gulu turun lagi dan memperberat penyakit," terang dr Meldy.
Baca juga: Jemaah Haji Dilarang Bawa Air Zamzam di Koper Bagasi, Risiko Denda hingga Rp 25 Juta
Meldy juga menceritakan yang lebih membuat petugas medis galau adalah setelah melihat riwayat kesehatan kakek Umra.
Apalagi setelah dilakukan pelacakan penyakit, beliau sudah pernah dirawat sebelumnya di KKHI Makkah dengan penyakit penyerta PPOK.
"Yang menjadi dilema, jika dirujuk ke RS Arab Saudi, jemaah pasie tidak akan wukuf di arafah, dan dibadalkan.. padahal tinggal selangkah lagi beliau akan bisa wukuf di Arafah," kata dr Meldy.
Sementara menurut Meldy, jika dipaksa safari wukuf lansia, kemungkinan risiko lemas kembali bahkan ancaman kematian.
Di tengah kegalauan tersebut, maka tim PKP3JH dan kabid Lansia berkoordinasi dengan kabid kesehatan untuk meminta agar jemaah tersebut rujuk KKHI Makkah dan diikutkan safari wukuf kesehatan KKHI Makkah, karena mereka memiliki peralatan medis yang lengkap di bus untuk safari wukuf dan terdapat bed untuk jemaah berbaring.
Dengan komunikasi yang antara koordinator safari wukuf dr. Meldy dan kasi kesehataan Makkah, Nurul Jamal, ambulan KKHI Makkah datang menjemput dan pasien dibawa langsung ke KKHI Makkah dan dimasukkan ke bus safari wukuf kesehatan.
Baca juga: Jemaah Haji Indonesia Bisa Didenda Rp 25 Juta Jika Kedapatan Bawa Air Zamzam di Koper Bagasi
Suasana Haru saat Safari Wukuf
Suasana haru terasa saat Safari Wukuf. Hujan tangis di bus atau mobil pengangkut jemaah haji yang disafariwukufkan pun tak terhindar.
Zaenal misalnya, ia tak kuasa menahan tangis di dalam lift, setelah mendengar isakan tangis jemaah yang didorongnya di atas kursi roda itu.
Mengenakan kain ihram yang membalut badannya dengan tas selempang, jemaah laki-laki peserta safari wukuf itu sudah menangis sejak ia berangkat dari kamarnya.
Lafadz talbiyah “labbaikallahumma labbaik, labbaika laa syariika laka labbaik, innalhamda wanni’mata laka walmulk laa syariika laka” dikumandangkan jemaah sambil menahan isak tangis.
Tak jarang ia berucap, “Alhamdulillah, alhamdulillah, akhirnya bisa haji.” Ia bersyukur, bisa berhaji meski kondisinya sakit, hal yang sulit dibayangkannya.
Sebelum bis melaju, jemaah dituntun melafadzkan niat haji. “Tidak hanya mengajak jemaah mengucapkan niat haji, tapi kami juga menuntun jemaah terutama yang dalam kondisi sulit seperti stroke untuk melafadzkan niat,” jelas Zaenal Muttaqin.