Perempuan Haid Boleh Tak Tawaf Wada, Cukup Berdoa di Pintu Masjidil Haram, Pamit dari Rumah Allah
Tawaf wada menandakan selesainya semua ibadah haji dan jemaah sudah akan kembali atau meninggalkan Makkah.
Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Saat jemaah haji datang ke Makkah, biasanya jemaah melaksanakan tawaf qudum.
“Tawaf qudum itu ibarat salam selamat datang, ketika mau pulang ya pamitan dengan tawaf wada,” ujarnya. Lebih lanjut ia mengungkapkan bahwa tawaf wada sifatnya masyru’ atau disyariatkan.
Lebih lanjut, Aisyah, mengingatkan bahwa filosofi haji adalah perjalanan spiritual menuju Allah, “Sudah bertamu ke baitullah, pulangnya ya pamitan,” terangnya.
Cara Tawaf Wada
Cara melakukan tawaf wada sebagaimana melakukan tawaf lainnya, hanya berbeda niatnya saja.
Aisyah mencontohkan, jika tawaf ifadhah diniatkan sebagai tawaf ibadah untuk memenuhi rukun haji, maka tawaf wada diniatkan sebagai tawaf perpisahan.
Mengingat tawaf wada merupakan tawaf perpisahan dengan masjidil haram dan Kabah, maka prinsipnya kalau sudah tawaf wada tidak lagi ke masjidil haram.
“Tapi kalau jemaah ke hotel ya boleh, apalagi jika terdapat kendala bis terlambat menjemput, tapi sebaiknya segera meninggalkan Makkah.”
Saat melaksanakan tawaf wada maka jemaah bisa mengucap syukur karena telah selesai melaksanakan haji dan umrah. Berhaji merupakan kenikmatan yang diberikan Allah karena merupakan panggilan dari Allah dan tidak semua mampu melaksanakannya.
Selanjutnya, jemaah bisa memanjatkan doa agar ibadah haji dan umrah yang dikerjakan bisa diterima Allah swt dan menjadi haji yang mabrur.
Jemaah juga bisa berdoa agar kelak bisa kembali memenuhi panggilan ke baitullah karena memenuhi panggilan Allah adalah sebuha kerinduan yang tak berujung.
Usai melaksanakan tawaf wada, jemaah juga akan kembali ke tanah air, sehingga ia pun bisa berdoa untuk diberi keselamatan dalam perjalanan menuju tanah air.