Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Generasi Muda Yakuza Urakan, Kasar, dan Kurang Loyal

Perubahan jaman ternyata merubah karakter kelompok sindikat kejahatan di Jepang yang biasa di sebut Yakuza.

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Generasi Muda Yakuza Urakan, Kasar, dan Kurang Loyal
IST
ILUSTRASI 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM  - Perubahan jaman ternyata merubah karakter kelompok sindikat kejahatan di Jepang yang biasa di sebut Yakuza. Bagaimana perubahan karakter dan bentuk kelompok Yakuza Jepang saat ini? Dulu anggota kelompok Yakuza masih bermain bersih, dalam arti perbuatannya masih satu jalur dengan kebijaksanaan pimpinan dan sangat patuh atau loyal kepada pimpinan. Demikian dilaporkan koresponden Tribunnews.com, Jumta (28/12/2012).

Hal ini terdukung oleh perolehan uang masih mudah. Tetapi belakangan ini banyak masuk orang Cina dan Korea. Generasi muda Yakuza kini urakan sekali. Seringkali melanggar kebijaksanaan pimpinan, kurang loyal, kasar sekali, tak pikir panjang, asal hajar saja, tampak kurang bimbingan dari seniornya, dan jauh semakin berani untuk pembunuhan. Mereka  banyak bermain mata dengan pendatang, kelompok penjahat orang China dan Korea yang ada di Jepang.

Kelompok pendatang itulah yang merusak sendi-sendi “seni” Yakuza khas Jepang di masa lalu menjadi berpola pikir sangat kasar. Perubahan lingkungan ini membuat beberapa anggota Yakuza (terutama yang masih muda), hengkang dari kelompoknya dan bergabung dengan kelompok penjahat Cina dan Korea, hanya supaya bisa cepat kaya.

Ada kasus menarik mengguncang kalangan diplomat asing di Jepang. Bulan Oktober 2005  polisi menahan 39 penjudi termasuk anggota Inagawa-kai, kelompok Yakuza terbesar ketiga di Jepang. Pengusutan menemukan, bahwa ruang judi disewa seorang diplomat dari negara Ivory Coast dan oknum itu menerima sekitar 40 juta yen karena meminjamkan namanya untuk dapat menyewa kamar. Perjudian selama 7 bulan (Maret-Oktober 2005) menghasilkan uang sedikitnya 550 juta yen. Kini oknum tersebut sudah di “persona non grata” pulang ke negaranya.

Kerjasama polisi dengan kelompok kejahatan juga diungkapkan seorang intelijen Jepang,   Mitsuhiro Suganuma. Menurutnya,   Chubu International Airport, dekat Nagoya, yang dibuka tahun 2005, praktis hampir gagal dibuka. Untunglah kerjasama dengan kelompok Yakuza bernama Kodokai, dapat terlaksana dengan baik.

Kelompok Kodo-kai ini berafiliasi Yamaguchi-gumi dan biasanya pimpinan Kodo-kai juga memimpin Yamaguchi-gumi karena Kelompok ini menduduki Nagoya dan sekitarnya, memiliki cukup banyak  uang (dibandingkan daerah lain di Kansai).  Kekayaan itulah membuat mereka   dihormati kelompok lain yang ada di Yamaguchi-gumi.

Berita Rekomendasi

Perubahan karakter ini juga karena pengaktifan UU Anti Yakuza sejak Oktober tahun lalu. Lingkup kjerja Yakuza semakin sempit, maka mnasalah hak asasi akan jadi "lepasan" Yakuza untuk berteriak memprotes.

Hal ini dibenarkan oleh  Mitsuhiro Suganuma, mantan Direktur Public Security Intelligence Agency, "Kesulitan bergerak dan berusaha yakuza semakin besar untuk   mereka dengan adanya UU yang baru tersebut, dan kemungkinan mereka akan berteriak mengatas namakan hak asasi manusia, gembar-gembor di masyarakat nantinya. Kita harus perhatikan hal-hal seperti ini."

INTERNASIONAL POPULER

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas