Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bayangkan Jika Anggota Yakuza Menghapus Tato, Sakitnya Luar Biasa

Zaman memang sudah berubah saat ini. Kalau dulu anggota sindikat kejahatan Jepang biasa disebut Yakuza banyak

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Bayangkan Jika Anggota Yakuza Menghapus Tato, Sakitnya Luar Biasa
JSRC
Bos Yakuza kini malah meminta bawahannya menghapus tato. 

Di Fukuoka pun kini sedang "perang" anti-Yakuza sehingga banyak toko menempelkan selebaran yang berisi menolak masuk Yakuza masuk ke dalam toko mereka.

Tato atau irezumi, khususnya bagi kelompok yakuza memiliki tanda atau corak, termasuk penggunaan warna desain tersendiri. Melihat irezumi tersebut seorang anggota Yakuza dapat langsung mengenal atau mengetahui dari kelompok mana dia sebenarnya.

Desakan untuk menjauhkan anggota Yakuza semakin kuat di masyarakat Jepang akhir-akhir ini. Satu tanda yang memudahkan masyarakat melihat seseorang itu yakuza atau tidak dengan melihat tato yang ada. Itulah sebabnya banyak anggota yakuza yang kini malah menghapus tatonya.

Akibat larangan Hashimoto tersebut, klinik bedah plastik di Osaka kini menerima customer 25 persen lebih banyak dari biasa, untuk membuang tato pada tubuh warga Jepang yang ada di sana.

Meskipun banyak nada negatif terhadap tato termasuk teriakan anti-hak asasi manusia, seorang polisi Jepang sempat mengomentari bahwa tato bukanlah berarti dia anggota Yakuza saat ini, "Justru dengan larangan bertato malahan tak bisa menyatukan manusia yang ada di dalam Jepang. Jadi kalau muncul larangan resmi ber-tato, mungkin perlu ditinjau kembali aturan tersebut."

Koran Asahi Shinbun pun pernah melakukan penelitian kepada  245 tempat pemandian umum tahun 2011. Hasilnya, 75 persen pemilik tempat pemandian umumnya tetap memperbolehkan customernya bertato. Bahkan 19 persen takut kehilangan customer bila larangan tatoo diterapkan. Tetapi 17 persen mengatakan perlu larangan orang bertato supaya tidak timbul masalah di dalam tempat pemandian umum itu. Lalu 24 persen mengatakan sebaiknya kalau mau melarang tato dengan bicara baik-baik saja jangan tertulis.

Macam-macam memang tanggapan masyarakat Jepang mengenai tato. Namun daerah Osaka khususnya kini menjadi ajang "perang" tato bagi setiap penghuninya, apalagi pegawai negeri Pemda Osaka yang sudah dilarang bertato dengan segala risikonya, pasti muncul tentangan kuat dari beberapa karyawan di sana dengan dalih pelanggaran hak asasi manusia.

BERITA TERKAIT

INTERNASIONAL POPULER

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas