Yakuza Kelola Pelacuran Khusus Gadis 17 Tahun
Banyak lelaki Jepang sangat menyukai anak-anak biasa disebut Loli, sehingga harga pasaran sangat mahal
Editor: Dahlan Dahi
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo, dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kepolisian Fukuoka dan Oita, Jepang, hari Senin (7/1/2013) kemarin menangkap seorang pimpinan yakuza dari kelompok Kudo-kai, afiliasi dengan Yamaguchi-ku, karena melakukan bisnis pelacuran yang mempekerjakan anak usia 17 tahun sebanyak 10 orang.
Banyak lelaki Jepang sangat menyukai anak-anak biasa disebut Loli, sehingga harga pasaran sangat mahal, sejam sekitar 20.000 yen dan menguntungkan yakuza sang pengelola.
Menurut catatan TRIBUNnews.com, pelacuran juga salah satu portal mesin uang yakuza, selain judi, pencucian uang dan sebagainya.
Seorang gadis 17 tahun tersebut, menurut Nikkei hari ini, telah empat bulan kabur dari rumahnya di Oita. Melalui informasi di internet, gadis itu datang ke yakuza dan ditempatkan di mansion di hakata Fukuoka untuk dipekerjakan sebagai pelacur untuk laki-laki yang menyukai anak-anak dan sehari harus melayani sedikitnya lima lelaki hidung belang. Total penghasilan per hari sekitar 100.000 yen.
Karena mempekerjakan anak di bawah umur, melanggar UU Anti-Prostitusi dan Kesejahteraan Anak , maka Kengo Mizoguchi, 42, eksekutif perusahaan yang juga salah seorang pimpinan yakuza Kudo-kai, ditangkap polisi.
Pencarian gadis-gadis kecil itu biasanya lewat internet. Situs kenalan, pacaran, dan semacamnya dibuat kalangan yakuza.
Gadis di bawah umur yang bekerja sebagai pelacur biasa disebut enjokosai itu melakukan dating atau pacaran yang akhirnya berakhir dengan berhubungan seks.
Inilah bisnis yakuza yang kini menjamur di Jepang karena permintaan tampaknya tidak sedikit kepada gadis-gadis kecil. Satu penyakit kejiwaan dampak dari stres kerja yang sangat berat di Jepang.(*)