Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kelompok Yakuza Kudokai Gugat Kepolisian di Jepang

Ketua Kudokai, Hiroshi Kimura, kelompok yakuza ketujuh terbesar di Jepang dan kedua terbesar di Fukuoka

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Kelompok Yakuza Kudokai Gugat Kepolisian di Jepang
IST
Hiroshi Kimura, bos Kudokai 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Ketua Kudokai, Hiroshi Kimura, kelompok yakuza ketujuh terbesar di Jepang dan kedua terbesar di Fukuoka, Jumat (18/1/2013), memasukkan berkas tuntutannya ke Pengadilan Negeri Fukuoka. Namun pihak kepolisian merasa belum menerima berkasnya dan belum mau berkomentar apa pun. Demikian laporan yang diturunkan Tribunnews.com dari Tokyo, Jepang.

Kudokai menuntut kepolisian Jepang karena kelompoknya diberikan label "berbahaya sekali" di Fukuoka, sehingga dianggap sangat melanggar hak asasi manusia dan sekaligus melanggar azas bahwa hukum harus sama di mata semua orang, harus adil.

Akhir tahun lalu setelah terjadi perang geng antar yakuza, beberapa anggota Kudokai dianggap telah merusak ketentraman beberapa tempat hiburan di Fukuoka sehingga para pemilik merasa terganggu dan melaporkan hal itu kepada polisi setempat.

Para pemilik tempat hiburan memasang label/stiker di depan pintu masuknya menuliskan larangan masuk bagi anggota yakuza. Label tersebut berwarna dasar hitam berlogo polisi Jepang di bagian atas dan tulisan larangan masuk anggota yakuza, tertulis dari atas ke bawah sehingga label atau stiker ditempelkan berdiri.

Sementara itu di Tokyo hari ini sebuah tim panel pengacara akan mencoba merevisi peraturan yang dapat meringankan kesaksian seorang bawahan atas perbuatan yang dilakukan atasannya khususnya dari kelompok yakuza. Usulan peraturan baru tersebut diharapkan selesai akhir Januari ini.

Peraturan baru tersebut dimaksudkan untuk semakin mudah menjerumuskan pimpinan yakuza ke dalam penjara. Dengan hukuman yang dijatuhkan kepada anggota yakuza yang bersalah, penuntut umum dapat meringankan hukumannya apabila terpidana kerjasama dengan baik untuk menjebloskan pula pimpinannya ke penjara, sehingga kesaksian anak buahnya dapat memberatkan bosnya sang pimpinan yakuza.

BERITA TERKAIT

Dengan peraturan yang baru tersebut, apabila seorang terpidana, tingkat bawah yakuza tidak loyal kepada atasannya, maka atasannya dapat ikut terseret masuk ke pengadilan dan masuk penjara nantinya.

Berbagai cara dilakukan kepolisian Jepang dan berbagai pihak hukum untuk semakin menyudutkan yakuza di Jepang. Namun upaya ini tidaklah mudah karena pihak yakuza terutama Yamaguchi-gumi juga menyandarkan dirinya kepada hukum supaya tak masuk jeratan hukum. Di samping itu pengacara mereka pun adalah pengacara nomor wahid, sehingga menyulitkan pihak kepolisian untuk bergerak lebih lanjut menyudutkan para anggota Yamaguchi-gumi, kecuali kalau benar-benar terbukti anggota yakuza tersebut memang bersalah.

Di pihak Yamaguchigumi sendiri pun, orang yang masuk penjara membela kelompoknya tersebut, malah menjadi calon pimpinan kuat di masa mendatang setelah ke luar dari penjara. Mereka yang ke luar dari penjara akan disambut meriah dengan pesta seperti pernikahan, sehingga anggota yakuza lain yang datang merayakan biasanya membawa amplop (angpao) tanda suka cita.

Biasanya sekitar 100 orang hadir merayakan bebas dari penjara, dan tiap orang sedikitnya biasanya menyumbang 10,000 yen berarti satu juta yen diterima orang yang baru ke luar dari penjara. Uang awal itu untuk memulai kehidupan baru, berjuang bagi kelompoknya lagi. Itulah gaya yakuza di Jepang.

INTERNASIONAL POPULER

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas