Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengungkap Hubungan Nuklir dan Kelompok Yakuza di Jepang

Percaya apa tidak, kenyataan banyak bukti mengemuka bahwa akibat ledakan

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Mengungkap Hubungan Nuklir dan Kelompok Yakuza di Jepang
TRIBUNNEWS.COM/RICHARD SUSILO
Buku berjudul Yakuza dan Nuklir 

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM - Percaya apa tidak, kenyataan banyak bukti mengemuka bahwa akibat ledakan pembangkit listrik tenaga nuklir (Tepco) Fukushima, 11 Maret 2011, keterlibatan yakuza sangat kental di sana. Ada anggota yakuza yang ditangkap memang, tetapi justru karena anggota yakuza ada dan membanti di sana setelah ledakan, banyak korban nuklir manusia sekitar itu tertolong dan terselamatkan. Demikian dilaporkan Tribunnews.com, Jumat (1/2/2013).

"Dalam kecelakaan ledakan nuklir itu kami tidak salah, yang salah justru orang Tepco. Kita sendiri justru jadi orang terendah dan tersusah dalam proses kerja membantu di sana. Kenyataannya, saat nuklir meltdown, bocor, kita malah yang berjuang untuk menghentikan kebocoran itu. Karyawan Tepco dan anggota badan keselamatan industri nuklir malah kabur menyelamatkan diri, tetapi kita tetap berdiri teguh di sana mematikan kebocoran tersebut," papar seorang anggota yakuza yang ditulis Tomohiko Suzuki dalam bukunya (bahasa Jepang) berjudul "Yakuza dan Nuklir."

Keterlibatan Yakuza di Tepco Fukushima itu juga tertulis pada berita Sankei 22 Mei 2011. Polisi menangkap senior bos Sumiyoshi-kai (kelompok kedua terbesar Yakuza di Jepang dengan anggota sedikitnya 12.000 orang),

Senior bos Yakuza itu dituduh telah mengirimkan anggota yakuzanya ke perusahaan sub kontraktor konstruksi yang ada di perfektur Tochigi. Perusahaan tersebut punya kontrak dengan Tepco sehingga mengirimkan orang itu ke sana sebagai tenaga sewaan membantu dan membersihkan tempat kerusakan nuklir di Fukushima.

Kontrak dan pengiriman tenaga itu antara Mei sampai akhir Juli 2011. Padahal hukum perburuhan Jepang jelas-jelas menuliskan larangan mempekerjakan anggota yakuza.

Tepco bukan satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Jepang yang kedapatan mempekerjakan atau terkait dengan anggota yakuza, PLTN lain seperti KEPCO (Kansai Electric Power Company) ternyata juga memiliki pekerja ilegal yang dipasok oleh kelompok yakuza lain,    Kudo-kai yang bekerja di PLTN Ooi di Fukui.
 
"Kepahlawanan" yakuza tersebut sudah menyebar terdengar ke semua tempat di Jepang. Bahkan mereka sering dijuluki dengan nama Pahlawan Fukushima Fifty, karena 50 orang itulah yang berjuang mati-matian menghentikan peluberan nuklir setelah peledakan terjadi di sana. Tiga di antara 50 pahlawan tersebut adalah pimpinan yakuza lokal dan "tentara" yakuza. Mereka membiarkan dirinya terkontaminasi dengan kebocoran nuklir radiasi tingkat tinggi, tulis Suzuki pada bukunya tersebut.

Berita Rekomendasi

Sebelum bencana 11 Maret 2011 tersebut sebenarnya Tepco telah menggunakan staf sementara yang diambil dari perusahaan pemasok tenaga kerja, yang umumnya merupakan perusahaan milik anggota yakuza. seperti M-Kogyo dari perfektur Fukuoka, serta perusahaan di Yokohama yang didukung kuat oleh kelompok Kudo-kai.

Kebanyakan pekerja sewaan itu adalah kaum miskin tak ada kerja, penagih utang yakuza, mantan yakuza yang ditendang keluar. Humas Tepco ketika ditanyakan hal tersebut oleh wartawan Jepang hanya menjawab bahwa mereka punya standar kontrak dan datanya tak boleh diketahui umum karena melanggar privacy. Berlindung dengan kata "privacy" itulah akhirnya membuat pers Jepang harus melakukan investigasi sendiri dan terbongkarlah semua kejelekannya.

Seorang karyawan Tepco pun Mei tahun lalu ditangkap polisi karena dituduh penipuah asuransi bekerjasama dengan anggota yakuza dari Sumiyoshi-kai. Hal itu bukan bukti kalau Tepco terlibat tetapi hanya satu karyawannya saja, ungkap sebuah sumber polisi Jepang.

Namun kalau mau melihat sejarah keterlibatan Tepco dengan Yakuza, kita bisa buka catatan tahun 2003, bulan Januari. Saat itu Tepco terbukti memberikan uang  kepada Sumiyoshi-kai selama 20 tahun lewat cara penyewaan tanaman penghias, pembelian teh dari yakuza.

Tepco juga diduga membayar  seorang afiliasi Yamaguchi-gumi, Takeuchi Yoichi, ribuan dolar AS untuk menghentikan penulisannya menjelekkan Tepco menyangkut masalah keselamatan di PLTN Fukushima tahun 1990-an. Satu bukti kuat sebenarnya jauh sebelum ledakan 11 Maret 2011, PLTN Fukushima sudah banyak kelemahan yang harus diperbaiki.

Menurut buku bahasa Jepang Isao Mori "Uang Kotor", setelah skandal   Mizutani Construction sebagai sub kontraktor PLTN Fukushima, Tepco membayar biaya konsultasi kepada Tekeuchi sebesar 120 juta yen terkait proyek pembuangan sampah nuklirnya.

Tepco juga diduga menyogok satu juta yen sumbangan politik kepada polkitisi terkenal Ichiro Ozawa di masa lalu.
 
Seorang eksekutif Mizutani Construction sendiri akhirnya mengakui di pengadilan Jepang bahwa mereka membayar yakuza lokal dan politisi untuk mendapatkan kontrak dari kalangan industri nuklir Jepang.

Musim panas tahun 2011, sumber polisi juga mengungkapkan ada eksekutif Tepco yang bermain golf bersama dengan bos Matsuba-kai dan ada perusahaan milik Matsuba-kai (kelompok yakuza) menjadi salah satu perusahaan yang menangani pembuangan sampah nuklir Tepco.

Menarik sekali keterlibatan, gurita yakuza ke semua jaringan "uang besar" baik swasta maupun para politisi. Bukan hanya kejelekan yakuza, ternyata ada pula segi positifnya seperti penyelamatan korban nuklir Fukushima tersebut. Yang lain kabur, anggota yakuza malah pasang badan berusaha menghentikan bocoran nuklir.

INTERNASIONAL POPULER

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas