Sungguh Mengenaskan, Olahragawan Jepang pun Terlibat Yakuza
Olahragawan Jepang semakin banyak yang terlibat dengan yakuza, sindikat organisasi kejahatan Jepang dan ha
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Olahragawan Jepang semakin banyak yang terlibat dengan yakuza, sindikat organisasi kejahatan Jepang dan hal ini meskipun sangat langka di masa lalu, tetapi kini akan semakin banyak.
Demikian ungkap Atsushi Mizoguchi, kelahiran Juli 1942, pengarang ratusan buku yakuza yang terkenal di Jepang, kepada majalah Nikkan Gendai yang dikutip Tribunnews.com, Rabu (13/2/2013).
“Insiden beberapa olahragawan memberikan uang kepada kelompok yakuza tidak mengagetkan saya. Bahkan akan semakin banyak nantinya hal-hal seperti itu dilakukan olahragawan Jepang," paparnya.
Seperti pemberitaan tahun lalu, Yomiuri Giants manager Tatsunori Hara (55)ketahuan memberikan 100 juta yen uang sogokan kepada kelompok yakuza karena tahun 1988 dia sempat menyeleweng dengan wanita lain, sehingga diperas yakuza pada akhirnya. Tahun 2006 Hara melalui orang kepercayaannya memberikan uang itu di sebuah hotel di luar Tokyo
Meskipun atlet atau olahragawan Jepang kini memberikan uang kepada yakuza, hal ini, menurut Mizoguchi, memang hal langka di masa lalu. Itulah sebabnya masyarakat agak kaget juga mendengar adanya hal tersebut.
"Semakin banyak atlet atau olahragawan kini terlibat yakuza, terutama para pesumo. Selain itu dunia hiburan juga banyak terlibat dengan kelompok yakuza. Mereka ini termasuk olahragawan biasanya tidak stabil pekerjaannya dan yakuza senang dengan hal demikian sehingga muncullah pemerasan. Lalu juga membuat teman ke teman satu sama lain sehingga akhirnya terlibat dengan kelompok yakuza," paparnya.
Para olahragawan biasanya kurang peka terhadap pengelolaan uang sehingga mudah menggunakan uang, termasuk antara lain ke hal-hal yang nantinya bisa menjadi obyek pemerasan yakuza. Seperti perselingkuhan, menjadi modal utama bagi pemerasan yang dilakukan kalangan yakuza.
Dengan UU Anti-Yakuza yang efektif mulai Oktober dua tahun lalu, para olahragawan Jepang semestinya lebih hati-hati lagi dalam berteman atau menggunakan uangnya ke arah yang positif. Kurangnya kesadaran pengelolaan uang itulah, selain juga ketidakstabilan penghasilan, karena olahragawan bukan salaryman bukan pula pegawai negeri, maka pola pikir pengelolaan uang kurang baik dan sering dimanfaatkan yakuza pada akhirnya.
Info lengkap Yakuza silakan klik http://yakuza.in/