Mantan Senator AS: Islam Tidak Ajarkan Terorisme
Kit Bond menegaskan, Islam tak pernah mengajarkan terorisme.
Penulis: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Christoper Samuel Bond, bekas senator negara bagian Missouri, Amerika Serikat, meyakini peledak bom dalam ajang maraton di Boston beberapa waktu lalu, tidak sejalan dengan ajaran Islam.
Demikian disampaikan pria yang akrab disapa Kit Bond, saat sesi tanya jawab bersama kalangan Nahdliyin, di sela kunjungannya ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dalam rilis yang diterima Tribunnews.com di Jakarta, Selasa (23/4/2013).
Kit Bond menegaskan, Islam tak pernah mengajarkan terorisme. Kendati dua pelaku yang sudah diidentifikasi, satu meninggal dan satu ditangkap dalam kondisi terluka, mengatasnamakan Islam sebagai pembenaran atas aksinya.
"Saya masih meyakini ajaran Islam tidak kompatibel dengan kejadian ledakan bom di Boston," uajr Kit Bond yang merupakan penganut Kristen.
Semasa aktif jadi senaor, Kit Bond pernah bertemu dengan almarhum KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Kit Bond yang memiliki julukan 'Friends of Indonesia' semasa menjabat Wakil Ketua Senat, juga aktif memerjuangkan kepentingan Indonesia di Kongres AS, terutama dalam peran strategisnya di Asia Tenggara.
Dalam hubungannya dengan NU, Kit Bond hingga saat ini terus aktif menyampaikan gambaran positif, dengan penekanan peran Islam moderat dalam mendukung proses transisi demokrasi, dan menghadapi ancaman terorisme di Indonesia.
Sebagai wujud nyata aksinya memerjuangkan kepentingan Islam dan NU, Kit Bond bersama pemenang hadiah Pulitzer, Lewis Simons, baru-baru ini juga menulis buku berjudul 'The Next Front: Sotheast Asia and the Road to Global Peace with Islam'.
"NU adalah champion dalam memeromosikan Islam damai. Apa yang dilakukan orang-orang NU, jauh lebih besar pengaruhnya dibandingkan apa yang dilakukan oknum-oknum pelaku terorisme di luar," tutur Kit Bond.
Sekretaris Jenderal PBNU H Marsudi Syuhud yang ikut menyambut Kit Bond menyatakan, NU akan terus konsisten dalam memeromosikan Islam moderat.
"Salah satu bentuk nyata adalah anak-anak Anshor yang setiap perayaan Natal ikut menjaga keamanan. Ini adalah wujud toleransi dari kami," ucap Marsudi.
Sementara, Rais Syuriyah Pimpinan Cabang Istimewa (PCI) NU Amerika Utara Salahudin Kafrawi memaparkan, pihaknya bersama Kedutaan Besar Indonesia di Washington sengaja membawa Kit Bond ke PBNU, sebagai bentuk apresiasi atas sepak terjangnya dalam memerjuangkan kepentingan Islam di AS.
"Kami berharap penghargaan ini menjadi simbol dukungan Nahdlatul Ulama, bagi usaha-usaha menjembatani berbagai perbedaan antara umat Islam dan dunia barat pada umumnya," cetus Salahudin. (*)