TRIBUNNEWS.COM, DAMASKUS - Sebanyak 185 orang tewas dalam perang saudara yang berkecamuk di Suriah, Minggu (21/7/2013).

Kelompok Jaringan Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan, di antara korban tewas terdapat 11 anak dan sembilan perempuan.

Ada pula 13 anggota sebuah keluarga yang sama. Keluarga bernama Fatouh, tewas hidup-hidup di rumah mereka di Desa al-Bayda.

Sebanyak 14 di antara mereka tewas dalam ledakan rudal yang menghantam pasar utama Areha, Idlib. Sementara, 96 dari 185 orang yang tewas berada di Damaskus dan di daerah pedesaan sekitarnya.

Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan, negaranya tidak mungkin mengirimkan bantuan militer kepada pemberontak Suriah, karena adanya peningkatan ekstremis Muslim.

"Ini adalah gambaran yang sangat menyedihkan," kata Cameron.

Dia menambahkan, bagaimanapun, London masih berkomitmen membantu pemberontak untuk menggulingkan Presiden Bashar al Assad dan membentuk pemerintahan baru. (*)