Anggur Rasa Duren Ternyata Ciptaan Mahasiswa Indonesia
Fransisca Taniasuri, mahasiswi ilmu teknologi pangan National University of Singapore (NUS), berhasil menciptakan minuman "anggur" durian.
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Singapura — Fransisca Taniasuri, mahasiswi ilmu teknologi pangan National University of Singapore (NUS), berhasil menciptakan minuman "anggur" durian.
Saat Kompas.com mewawancarai Fransisca yang baru lulus dengan status cum laude, pertanyaan pertama yang terlintas adalah mengapa Francisca memilih durian.
Perempuan asa Tebing Tinggi, Sumatera Utara, itu kemudian menjelaskan alasannya menciptakan anggur dari buah-buahan asal kawasan tropis.
“Asia Tenggara memiliki keterbatasan stok anggur segar dan kendala iklim untuk menerapkan viticulture (pemeliharaan anggur). Itu sebabnya muncul keinginan saya untuk mencoba buah tropis yang jumlahnya sangat berlimpah,” papar Fransisca.
Dia menambahkan, alasan lain adalah cukup besarnya permintaan pasar untuk minuman anggur gaya baru.
Durian adalah buah yang memiliki bau dan rasa yang khas serta populer di masyarakat Indonesia dan Asia Tenggara.
Buah berkulit tajam ini juga memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi, seperti omega-3, asam lemak, asam amino esensial, serat, dan juga merupakan antioksidan.
Proses pembuatan anggur rasa durian ini dimulai dengan mensterilkan bubur durian yang dicampur air.
Kemudian dilakukan pasteurisasi di bak air dengan suhu 60 derajat celsius selama 20 menit.
Selanjutnya mempersiapkan starter culture untuk proses fermentasi yang menelan waktu 28 hari.
“Pengalaman yang luar biasa bagi saya ketika menunggu proses fermentasi, berharap-harap cemas apakah durian wine yang semula hanya di angan-angan akan berubah menjadi kenyataan,” kenang Fransisca.
Lalu, apakah kombinasi durian dan etanol aman dikonsumsi? Berdasarkan riset yang telah dilakukan Fransisca menunjukkan adanya pengurangan drastis kandungan sulfur dalam durian.
Hasil penelitian ini menggambarkan minuman model baru ini aman untuk dikonsumsi manusia.
Sebagai pionir riset ini, tentu Fransiska menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya adalah belum tersedianya jurnal atau data sebagai panduan penelitian memunculkan banyaknya kesalahan dalam eksperimen ini.
Namun, Fransisca menyebutkan, dengan semangat pantang menyerah dan rasa ingin mencoba sesuatu yang baru menjadi faktor yang terus memberinya motivasi meski berulang kali menghadapi kendala.
Dalam proses pembuatan anggur durian ini Fransiska dibimbing dua orang mentor, yaitu Dr Liu Shao Quan dan Christine Lee.
Dr Liu memuji penemuan Fransisca sebagai sesuatu yang orisinal, menarik, dan berkualitas.
Pada masa depan direncanakan kerja sama dengan industri untuk pengembangan lebih jauh, uji coba konsumen, dan komersialisasi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.