Jangan Anggap Rendah, Yakuza Ternyata Punya Prestasi Luar Biasa
Nasib manusia memang bermacam-macam. Kelompok mafia Jepang terkenal dengan nama Yakuza pun, ternyata setelah ke
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo, dari Tokyo Jepang
TRIBUNNEWS.COM - Nasib manusia memang bermacam-macam. Kelompok mafia Jepang terkenal dengan nama Yakuza pun, ternyata setelah ke luar dari kelompok itu malah banyak yang menarik perhatian masyarakat, atau pun berprestasi. Satu di antaranya adalah seorang bos Yakuza yang karyanya sempat dipasang di pintu masuk bandara internasional Kansai, Osaka di waktu lalu.
Itulah hasil penyelidikan Tribunnews.com beberapa hari terakhir ini. Setidaknya Wikipedia Jepang dengan terang-terangan menuliskan hal tersebut.
Atsumu Yamamoto kelahiran Nara, 15 Juli 1940, meninggal 16 Desember 2011. Pada tahun 1965 Yamamoto menjadi Ketua tim bisbol SMA Chiben Gakuen di kansai. Tahun 1967 bergabung ke dalam kelompok Awaji-kai, kelompok Yakuza yang ada di Kobe, Kansai.
Tahun 1970 ketika usianya 30 tahun dia mendirikan kelompok yakuza sendiri dengan nama Yamamoto-kai. Dan tahun 1989 dia membubarkan kelompoknya tersebut dan berusaha ke luar dari dunia Yakuza.
Selanjutnya dia mengalihkan profesi menjadi pelukis khususnya melukis gunung Fuji yang sangat disukai dan dihormatinya.
Yamamoto pernah 10 tahun di dalam penjara saat menjadi Yakuza. Tapi sejak 1989 dia mulai bertobat dan hidup sebagai manusia layaknya biasa.
"Seperti biasa saat jadi Yakuza saya main judi, berteman dengan sesama Yakuza, bertengkar dan membereskannya, lalu berteman lagi. Demikian pula berteman dengan polisi," paparnya dalam tayangan di YouTube di upload oleh Rika Fukami tanggal 26 Juli 2013.
Sekitar tahun 2000 awal karya lukisannya berjudul Yuukon merupakan masterpiece dia dan sempat dipasang di pintu masuk bandara internasional Kansai di Osaka. Karyanya memiliki karakter tersendiri dan dia memiliki penggemar cukup banyak atas karya-karya yang pernah dibuatnya tersebut.
Tahun 2003 karyanya Mengenai Pengalaman (persaingan) Yakuzanya dan saat di Penjara Kumamoto, di filmkan dan mendapat penghargaan. Demikian pula Penghargaan Digital Video Award diperoleh atas bantuan Sutradara Masashi Tashiro tahun yang sama.
Berbicara kepada pewawancaranya tahun 2000an, Yamamoto menekankan bahwa Yakuza jaman dulu merupakan keluarga besar yang saling membantu bukan hanya terhadap sesama anggota Yakuza tetapi juga kepada anggota masyarakat.
"Kalau kita lapar minta makan ke polisi, maka muka polisi akan kecut berusaha menghindar. Tapi kalau datang ke kelompok Yakuza, sana silakan, silakan makan tuh. Dengan mudah kita disajikan makanan. Saya tidak menyesal pernah menjadi Yakuza, karena Yakuza adalah manusia biasa juga, sama seperti yang lain-lain."
Karena itu almarhum Yamamoto menyesalkan Botaiho, UU Anti Yakuza yang dikeluarkan pemerintah Jepang, membuat kehidupan Yakuza semakin susah, padahal tidak semua anggota Yakuza itu jahat.
"Bayangkan, kalau saya bisa lahir kembali, saya akan minta lahir saat ini tak mau jadi anggota Yakuza karena kita jadi susah hidup saat ini," tekannya lagi.
Yamamoto juga mengeritik polisi, gara-gara Botaiho itulah kini justru Polisi menjadi kesulitan mencari pelaku kejahatan karena ada pembatas sangat kuat antara polisi dan yakuza, tidak boleh sama sekali melewati "pagar" tersebut dengan Botaiho yang diberlakukan saat ini.
"Dulu kalau ada kejadian dengan mudah polsi dapat menjawab dan menangkap pelaku karena sebenarnya mendapat bantuan dari internal Yakuza pula. Tetapi kini dengan Botaiho tersebut polisi harus steril, maka itu kalau ada kejadian kini polisi malah menjadi tidak tahu dan sulit memecahkan masalah yang ada di masyarakat karena harus sendiri melakukannya," ungkapnya lagi.
Info lengkap Yakuza silakan baca di http://yakuza.in/