Menlu AS Kerry Puji Kontribusi Indonesia di Dunia
Pemerintah AS juga mengapresiasi posisi prinsipil Indonesia terkait dengan penolakan penggunaan senjata kimia di Suriah.
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu), Marty Natalegawa, sempat melakukan pertemuan dengan Menlu Amerika Serikat (AS), John Kerry di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB di New York (27/09).
Dalam pertemuan itu kedua Menlu, membahas sejumlah isu dunia termutahir. termasuk Suriah.
“Perkembangan isu Suriah, perkembangan di Timur Tengah lainnya dan upaya ratifikasi Traktat Pelarangan Uji Nuklir (CTBT) menjadi agenda utama bahasan," ujar Marty seperti dikutip dari situs Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Senin (30/9/2013). Ia mengatakan Pemerintah Indonesia menyambut baik perkembangan positif berbagai tantangan global yang merupakan hasil dari upaya diplomasi dewasa ini.
Perkembangan positif tersebut antara lain kemajuan pemusnahan senjata kimia Suriah dan sinyal positif isu nuklir Iran.
"Bagi Indonesia, diplomasi merupakan satu-satunya jalan untuk menyelesaikan tantangan global," tuturnya.
Dalam kesempatan itu Kerry menekankan peran dan kontribusi Indonesia yang selalu menjadi bagian dari solusi atas permasalahan global melalui cara-cara diplomasi.
"Kesiapan Indonesia untuk menjadi bagian dari Pasukan Perdamaian PBB atas mandat dan dibawah payung PBB merupakan kontribusi nyata dalam upaya menyelesaikan permasalahan di Suriah," kata Kerry.
Pemerintah AS juga mengapresiasi posisi prinsipil Indonesia terkait dengan penolakan penggunaan senjata kimia di Suriah.
Kerry juga menggaris bawahi peran penting Indonesia dalam menciptakan kawasan yang stabil dan damai di Asia Pasifik termasuk isu Laut China Selatan.
Kawasan yang stabil dan damai di Asia Pasifik telah memungkinkan negara-negara di kawasan untuk melanjutkan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
Sementara Marty dalam kesemaptan itu juga menyampaikan arti penting negara-negara di kawasan Asia Pasifik termasuk Amerika Serikat untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi keberlanjutan stabilitas keamanan dan kesejahteraan Asia Pasifik.
"Indonesia dan negara-negara ASEAN akan melanjutkan kepemimpinan dalam membangun arsitektur regional di kawasan yang senantiasa mengedepankan stabilitas bersama, keamanan bersama dan kemakmuran bersama," ujarnya.