Sinai, Medan Terdepan Ekstrimis untuk Lawan Israel dan AS
Para ekstrimis Sinai menjadikan Semenanjung Sinai, di Mesir, sebagai front terdepan perang melawan Israel dan Amerika Serikat (AS).
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, KAIRO - Para ekstrimis Sinai menjadikan Semenanjung Sinai, di Mesir, sebagai front terdepan perang melawan Israel dan Amerika Serikat (AS). Hal itu terjadi usai tongkat komando pemimpin ekstrimis Sinai diambil alih oleh tokoh senior Alqaeda.
Kelompok mujahid kelas berat yang dilaporkan berada di Sinai adalah Ramzi Mowafi, seorang veteran perang Afghanistan berkewarganegaraan Mesir. Ia dikabarkan sebagai salah satu orang kepercayaan almarhum Osama bin Laden.
The Long War Journal, kelompok internasional yang memantau terorisme global, meyakini Mowafi mengorganisasi kelompok milisi, dan mengawasi orang asing yang masuk ke Sinai.
Laporan intelijen negara Barat menyebutkan, bahwa ratusan jihadis, dimana diantaranya berasal dari Yaman, dan Somalia, telah tiba di Sinai.
Sementara Pemerintah Mesir menuduh para milisi bersenjata Aljazair, dan Libya juga berada di sana.
Mujahid veteran, Mohamed Jamal al-Kasyf, juga pernah menyatakan bahwa Sinai menjadi front terbaru dalam perang melawan Israel dan AS. Kasyf yang ditangkap di Kairo pada Oktober 2012 pernah berjuang bersama orang kedua Alqaeda, Ayman al-Zawahiri.
"Kami menganggap Sinai sebagai zona konflik dengan Zionis dan Amerika," katanya. (upi.com)