Konflik Suriah Harus Diselesaikan dengan Cara Damai
Pemerintah Indonesia dan Rusia menyerukan dunia internasional untuk menyelesaikan konflik Suriah secara damai
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Rusia menyerukan dunia internasional untuk menyelesaikan konflik Suriah secara damai dan tidak menggunakan kekuatan militer.
Menteri Luar Negeri (Menlu), Marty Natalegawa menghimbau pihak yang bertikai terlibat aktif untuk duduk bersama dalam mencari solusi damai.
Hal itu disampaikannya bersama dengan Ketua Parlemen ”Duma Negara” Rusia (Majelis Rendah), Nikolai Levichev dalam pertemuan di Kemlu, Kamis (21/11/2013).
Nikolai Levichev menyampaikan pentingnya peran Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dalam penyelesaian konflik Suriah.
"Rusia mengapresiasi posisi Indonesia yang mengedepankan penyelesaian damai dan mengharapkan kontribusi lebih besar, antara lain keterlibatan dalam rencana Perundingan Jenewa II," katanya.
Agar perundingan Jenewa II tersebut berhasil, Marty memandang perlunya upaya-upaya untuk dilakukannya pertemuan informal, sebelum pertemuan formal, seperti contohnya penyelesaian konflik Kamboja pada tahun 1980-an ketika diselenggarakan Jakarta Informal Meeting.
Selain isu Suriah, Menlu RI dan Wakil Ketua ”Duma Negara” membahas juga masalah Laut China Selatan dan upaya-upaya peningkatan hubungan kedua negara.
Seperti diketahui, Indonesia dan Rusia memiliki hubungan erat baik pada tingkat bilateral, regional maupun multilateral, seperti ASEAN, EAS, APEC, ARF dan G-20.
Kunjungan Wakil Ketua “Duma Negara” ke Indonesia pada 20-22 November 2013 merupakan langkah untuk lebih meningkatkan hubungan kedua negara, khususnya kerja sama antar parlemen.
Selama kunjungannya, Wakil Ketua “Duma Negara” melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat Indonesia, yaitu MPR, DPR, DPD, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan KADIN.