MSF Kurangi Aktivitas Medis di Bandara Bangui
Hingga saat ini MSF merupakan satu-satunya penyedia layanan medis di kamp, yang ditempati oleh 100 ribu orang pengungsi.
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Samuel Febriyanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi internasional Dokter Lintas Batas (Medecins Sans Frontieres/MSF), mengurangi aktivitas medisnya secara drastis di bandar udara Bangui, Afrika Tengah menyusul penembakan yang terjadi selama dua hari di dekat klinik MSF.
Setidaknya dua anak tewas dan 40 orang lainnya terluka ketika kontak senjata terjadi di dekat bandara kota Bangui. Menurut siaran pers yang diterima Tribunnews.com, Jumat (3/1/2014), MSF kini bekerja dengan jumlah tim darurat yang lebih sedikit di bandara Bangui.
"MSF hanya menangani kasus yang paling parah dan menyediakan rujukan darurat ke fasilitas kesehatan lainnya. MSF menangani rata-rata 500 konsultasi, 100 pembalutan dan membantu 7 persalinan di bandar udara setiap hari."
MSF juga menunda rencana untuk memperluas aktivitasnya di kamp di bandar udara, termasuk membuka dua posko kesehatan baru, dan melakukan vaksinasi campak dan dukungan gizi. Hingga saat ini MSF merupakan satu-satunya penyedia layanan medis di kamp, yang ditempati oleh 100 ribu orang pengungsi.
"Keamanan di bandar udara harus ditingkatkan agar MSF dapat memulai kembali aktivitasnya secara menyeluruh. MSF terus melanjutkan aktivitasnya di Bangui di dua rumah sakit dan dua kamp lainnya untuk pengungsi."