Mantan PM Fukuda Menaruh Perhatian Terhadap Pembangunan di Indonesia
Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Yasuo Fukuda menaruh perhatian besar terhadap pembangunan di Indonesia.
Editor: Yulis Sulistyawan
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.CM, TOKYO - Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Yasuo Fukuda menaruh perhatian besar terhadap pembangunan di Indonesia. Termasuk masalah transportasi, terutama masalah penanggulangan kemacetan lalu-lintas di kota-kota besar.
Fukuda yang kini menjabat sebagai Presiden Japinda (Japan-Indonesia Association) juga menyatakan harapan bahwa kerjasama Jepang-Indonesia terus mengalami peningkatan di masa-masa yang akan datang.
Demikian disampaikan Fukuda saat menerima kunjungan kehormatan Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk Jepang, Yusron Ihza Mahendra, Jumat (7/2/2014) malam di kantor Fukuda.
“Saya amat senang bahwa Anda menjadi Dubes di sini, terutama sekali karena Anda pernah lama tinggal di Jepang serta tahu banyak tentang Jepang. Selain itu, kita pun telah saling kenal sejak lama,” ujar Fukuda.
Dubes Yusron menimpali ucapan itu dengan mengatakan bahwa dia akan amat bahagia dapat menjadi jembatan yang akan semakin memuluskan hubungan Indonesia-Jepang.
Pernyataan Fukuda tentang perhatiannya terhadap masalah pembangunan di Indonesia bukan sebuah basa-basi. Hal ini terlihat dari fakta bahwa sejak sekitar satu semester terakhir, investasi Jepang ke Indonesia kembali mengalami peningkatan secara besar-besaran.
Jika selama beberapa tahun sebelumnya Jepang pernah tergusur ke peringkat kedua dalam hal investasi ke Indonesia, kini negeri itu telah memulihkan kembali posisinya sebagai negara investor pertama.
Beberapa proyek besar yang sedang ditangani Jepang dan Indonesia, antara lain adalah pembangunan Kawasan Industri Cilamaya yang dilengkapi pelabuhan laut serta rencana pembangunan pelabuhan udara di Karawang.
Selain itu, juga masalah pembangunan Kereta Api Peluru (bullet train) yang untuk tahap pertama akan dimulai dengan trayek Jakarta-Bandung, dan akan dilanjutkan dengan jalur Jakarta-Surabaya, sebuah jalur yang lebih panjang dari jalur Tokyo-Osaka.