Ninja Kuat Gesit dan Bisa Menghilang, Apa Rahasianya?
Sebenarnya bukan pantangan makan, tetapi kontrol kesehatan dan gaya hidupnya
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Banyak yang bertanya, apakah kehebatan ninja yang bisa "menghilang" dan kuat itu serta cepat juga diimbangi dengan pantangan makanan?
Pertanyaan sederhana tetapi memang menarik untuk kita simak bersama terutama dari ahli ninja generasi terakhir saat ini, Jinichi Kawakami, yang juga seorang Profesor di Universitas Mie, Jepang--berjarak lima jam perjalanan kereta api dari Tokyo. Tribunnews.com belum lama ini mewawancarainya.
"Ninja adalah manusia biasa. Untuk bisa mencapai penampilan yang prima dia harus bisa menjaga kesehatan tubuh dengan baik, kestabilan badan, tak boleh gemuk karena akan sulit bergerak serta keseimbangan badan dan jiwanya sendiri agar dapat mengontrol emosi dan gerak atau aktivitasnya," paparnya.
Dengan demikian sebenarnya bukan pantangan makan, tetapi kontrol kesehatan dan gaya hidupnya.
"Kalau disebutkan tidak boleh makan daging ya karena akan menjadi gemuk, atau tak boleh makan sana-sini, tetapi kalau tidak ketahuan juga dia makan kok. Jadi pada hakekatnya tidak ada keharusan pantangan sana-sini. Semua kembali kepada diri masing-masing para ninja untuk bisa dan mau mengontrol diri sendiri, kesehatannya sendiri dengan makanan yang baik agar tetap sehat dan menciptakan penampilan terbaik bagi gerakannya sebagai ninja," jelas Jinichi Kawakami.
Dengan demikian pada pokoknya tidak ada pantangan makan resmi untuk ninja. Semua makanan itu kembali dipertanyakan kepada ninja itu sendiri. Kalau mau menjaga kesehatannya dan keseimbangan tubuhnya dengan baik, tentu akan bisa menjaga makanannya sendiri, kontrol makanan dengan baik.
Apabila ada pantangan makanan, kemungkinan itu dilakukan di waktu lampau sekali di mana saat itu pun juga sangat terbatas makanan dan hanya orang kaya yang bisa makan enak. Sedangkan ninja yang umumnya dari ekonomi rendah ya tidak bisa makan makanan enak, seperti daging sapi yang enak dan sebagainya karena harganya mahal.
Kawakami mengatakan sebagai ninja memang tidak mudah, banyak kontrol yang harus dilakukan terhadap dirinya agar balance (keseimbangan) tubuh dan jiwa serta kegiatannya bisa berjalan seiring dengan baik.
"Sebenarnya anak muda sekarang tak perlu mempelajari ninja, menderita, susah dan sudah ketinggalan zaman. Mau ke suatu tempat harus lari kencang, ngapain? Kan ada motor ada mobil bisa cepat dan enak. Komunikasi yang sulit dan jauh harus dipelajari seperti ninja, ngapain? Kan ada ponsel, ada internet sekarang juga bisa sampai pesan kita ke pihak satunya. Jadi tak usahlah belajar Ninja bagi anak muda sekarang," paparnya sambil tersenyum.
Itulah sebabnya ninja yang ada sekarang menurutnya, banyak dipakai untuk hiburan, penampilan di masyarakat, dianggapnya sudah cukup baik untuk melestarikan ninja itu sendiri. Tetapi menjadi ninja asli, mempelajari sana-sini, menurutnya sudah bukan zamannya lagi, tak usah dilakukan.