PM Israel Netanyahu Pecat Wakil Menteri Pertahanan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (15/7/2014), memecat Wakil Menteri Pertahanan Israel, Danny Danon.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JERUSALEM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Selasa (15/7/2014), memecat Wakil Menteri Pertahanan Israel, Danny Danon, yang telah secara terbuka mengkritik keputusan Israel terkait konflik terbaru dengan Gaza.
Sebelumnya, pada hari yang sama, Danon, yang juga adalah anggota muda Partai Likud yang dipimpin Netanyahu, menyerang keputusan Israel menerima proposal gencatan senjata dengan otoritas Palestina berdasarkan usulan Mesir.
"Sekali lagi Hamas mengatur nada operasi ini. Kita harus merebut kembali inisiatif dan mengoreksi kesalahan yang dibuat dalam pertemuan kabinet pada pagi ini," ujar Danon. Hamas tidak menerima tawaran gencatan senjata itu dan pertempuran di Jalur Gaza masih berlanjut.
Para pejabat Israel mengatakan, Danon telah lama dikesampingkan oleh Menteri Pertahanan Israel, Moshe Yaalon. Posisi wakil menteri diberikan kepada Danon, menurut para analis, adalah semata upaya untuk meredakan persaingan di internal partai.
Pada Mei 2014, Danon menulis artikel yang mengkritisi Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry. Setelah penerbitan artikel itu, Duta Besar Israel untuk Washington mengambil langkah yang tak biasa untuk memadamkan artikel tersebut, dengan mengatakan bahwa sudut pandang Danon tidak mencerminkan pandangan Pemerintah Israel.
Netanyahu memecat Danon karena komentarnya dinilai memperlihatkan sikap tidak bertanggung jawab tingkat tinggi di tengah operasi militer.
"Pernyataan ini mengekspresikan kurangnya kepercayaan kepada pemerintah dan pemimpinnya secara pribadi. Saya memutuskan memecat dia dari jabatannya," kata Netanyahu seperti dikutip dari rilis kantornya.
Setelah pemecatan itu, Danon kembali mengkritik Netanyahu. Dia menulis di laman Facebook bahwa pemimpin Israel telah mengambil garis lemah diplomatik sepanjang tahun lalu.
Saat ini Netanyahu sedang berada di bawah tekanan anggota sayap kanan koalisinya untuk memperluas serangan militer ke Hamas yang berkuasa di Gaza. Perluasan serangan itu termasuk dengan mengerahkan pasukan darat.