Malaysia Airlines Ditinggal Hengkang 4.000 Karyawan, Ini Alasan Utamanya
Dua kali insiden maut membuat Malaysia Airlines terpuruk. 4.000 karyawan hengkang, terutama karena mereka takut terbang lagi.
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Nasib buruk sepertinya masih menaungi maskapai penerbangan kebanggan negara Malaysia, Malaysia Airlines. Setelah serangkaian tragedi menimpa dua pesawat mereka, MH370 dan MH17 dalam jangka waktu empat bulan, pamor Malaysia Airlines memang terus merosot drastis.
Dilaporkan, perusahaan Malaysia Airlines kini tengah berada di ujung tanduk mengingat banyak karyawan dan staf yang memutuskan untuk hengkang.
Tak tanggung, menurut kabar, ada sekitar 4.000 posisi yang ditinggalkan oleh karyawan Malaysia Airlines. Kabar itu pun dibenarkan oleh pihak manajemen Malaysia Airlines, yang menyebut bahwa angka pengunduran diri di perusahaan mereka memang meningkat tajam.
"Terutama kru kabin yang merasakan trauma mendalam dengan kejadian yang berturut-turut kemarin. Sekarang bahkan banyak dari mereka yang sudah takut untuk kembali terbang," ujar salah satu petinggi Malaysia Airlines, Abdul Malek Ariff.
Langkah pengunduran diri ribuan staf itu bisa dimaklumi mengingat dua kejadian yang menimpa Malaysia Airlines dalam selang waktu yang sangat singkat meninggalkan luka mendalam bagi seluruh staf. Di tanggal 8 Maret, penerbangan MH370 dinyatakan hilang dalam penerbangan dari Kuala Lumpur menuju Beijing. Sementara tanggal 17 Juli lalu, pesawat MH17 ditembak jatuh di perbatasan Ukraina dan Rusia, menewaskan seluruh penumpang dan kru.
"Ini adalah masa sulit. Maksudku, kehilangan satu pesawat saja sudah dirasakan berat, tapi dua pesawat dalam jangka waktu yang berdekatan, tentu saja terlalu berat untuk ditangani," ujar Abdul yang mengungkapkan bahwa kebanyakan staf mengundurkan diri dengan alasan tekanan dari keluarga mereka.
Sekarang, Malaysia Airlines terpakasa membuka lowongan untuk banyak posisi yang harus ditempati. Tapi sayangnya, mereka kesulitan untuk mencari tenaga kerja baru mengingat tidak banyak pelamar pekerjaaan yang melamar ke perusahaan mereka. (Yetta Angelina / Sumber: Yahoo Travel)