Jepang Waspadai Warga yang Datang dari Empat Negara Epidemik Ebola
Imigran dari semua 30 bandara di seluruh daerah di Jepang, agar diperiksa apakah pernah tinggal di daerah epidemik penyakit demam berdarah atau Ebola.
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri kesehatan Jepang Yasuhisa Shiozaki (63) meminta semua petugas imigrasi Jepang di 30 bandara yang ada di Jepang untuk memeriksa kembali riwayat perjalanan semua orang yang pernah ke empat negara (Guinea, Liberia, Sierra Leone, Republik Demokratik Kongo). Hal ini guna mendeteksi kemungkinan penumpang pesawat yang masuk ke Jepang itu membawa penyakit demam berdarah atau Ebola.
"Imigran dari semua 30 bandara di seluruh daerah di Jepang, agar diperiksa apakah pernah tinggal di daerah epidemik penyakit demam berdarah atau ebola," papar Menteri Kesehatan Jepang Yasuhisa Shiozaki dalam jumpa pers, Jumat (24/10/2014).
Jika ada riwayat tinggal diperiksa dan bila memiliki penyakit dapat dikarantina dan diobati dengan obat yang bersangkutan.
Masa inkubasi dari demam berdarah Ebola adalah 21 hari terpanjang. Penelitian bukan hanya kepada warga negara asing tetapi semua orang termasuk orang Jepang yang pernah tinggal di tempat epidemik tersebut, jika ada.
Menurut Departemen Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Jepang, imigran yang masih lewat 30 bandara di Jepang saat ini berjumlah 28 juta orang per 31 Desember 2013.
Petugas imigrasi Biro Imigrasi Jepang pun menyodorkan pertanyaan bahasa Inggris, Jepang, Perancis, Cina, Arab, dan lainnya mengenai riwayat tinggal orang yang masuk ke Jepang saat ini, khususnya yang datang dari Afrika.
Jika ada warga yang merasa tidak enak atau sakit diharapkan oleh pemerintah Jepang agar segera ke rumah sakit atau segera pengambilan sampel darah untuk Medical Association Jepang, yang juga mengeluarkan pemberitahuan yang mirip hal ini per tanggal 24 Oktober lalu mengenai risiko infeksi sekunder penyakit-penyakit ini.