Kisah Wendy Kaya Berkat Bisnis Perceraian
Pada 2012, ia meluncurkan perusahaan barunya, Divorce Party Planner. Sejak saat itu, bisnisnya berkembang pesat.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM - Setelah mengakhiri pernikahannya, Wendy Lewis memutuskan untuk merayakannya. Hanya ada satu cara di benaknya, yaitu menembaki gaun pengantinnya dengan senapan mesin.
Untuk melakukan hal itu, Wendy dan teman-teman perempuannya terbang ke Las Vegas, Negara Bagian Nevada, Amerika Serikat.
Setibanya di Vegas, mereka dibawa ke arena tembak oleh tim dari sebuah perusahaan kecil yang khusus merencanakan pesta perceraian.
Meski pepatah menyebutkan "apa yang terjadi di Vegas, tetap berada di Vegas", perencana pesta itu, Glynda Rhodes, 51, dengan senang hati berbagi cerita itu dengan BBC.
"Nona Lewis belum pernah memegang senapan, tapi dia membawa gaun pengantinnya ke arena tembak dan menggantungnya," kata Rhodes.
"Oh jika Anda bisa melihat ekspresi wajahnya ketika ia menembaki gaun itu. Anda bisa merasakan ia mengeluarkan semua kemarahannya."
Rhodes, yang sudah lama menggeluti bisnis perencanaan pesta, sejatinya lebih terbiasa mengatur pesta bujangan untuk anak-anak muda Amerika yang terbang ke Vegas.
Namun, mengingat separuh dari seluruh pernikahan di AS berakhir dengan perceraian, termasuk pernikahannya sendiri, Rhodes mulai menerima banyak permintaan dari berbagai orang yang ingin merayakan perceraian mereka.
Pada 2012, ia meluncurkan perusahaan barunya, Divorce Party Planner. Sejak saat itu, bisnisnya berkembang pesat.
Selain mengatur kunjungan ke arena tembak, opsi populer lainnya bagi orang-orang yang ingin merayakan perceraian mereka ialah berkunjung ke klub malam, klub tari telanjang atau bermain golf.
Biaya pesta perceraian beragam, mulai dari US$1.000 (Rp12 juta) hingga US$4.800 (Rp58 juta). Paketnya pun sesuai keinginan klien, termasuk terjun payung.