Majalah Terbaru Charlie Hebdo: Kalian Semua Dimaafkan
Seoran kartunis yang selamat dari teror di ruang redaksi saat itu mengaku, halaman muka majalah adalah seruan untuk memaafkan pelaku teror.
Penulis: Y Gustaman
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - "Tous est pardonneé," berarti, "Kalian semua dimaafkan." Begitu judul edisi majalah satire Charlie Hebdo pascaserangan teror yang merenggut 12 orang Rabu pekan lalu.
Di bawah tulisan itu, sebuah pria bersurban putih, bersedih, membawa sebuah plakat, "Je Suis Charlie." Itulah karikatur Nabi Muhammad yang menjadi halaman muka yang dominan berwarna hijau.
Mengawali pemberitaannya soal halaman muka Charlie Hebdo, The Guardian, Selasa (14/1/2015), membuat peringatan kontennya memuat gambar yang mungkin sangat melukai.
Seoran kartunis yang selamat dari teror di ruang redaksi saat itu mengaku, halaman muka majalah adalah seruan untuk memaafkan pelaku teror yang membunuh kolega mereka.
Zineb El Rhazoui mengaku tak merasa membenci dua bersaudara Chérif and Saïd Kouachi karena perbuatannya itu. Ia hanya meminta umat Muslim untuk dapat menerima humor.
"Kami tak membenci mereka sama sekali. Kami tahu tidak berjuang melawan mereka, tapi terhadap ideologimnya," ungkap Zineb kepada BBC Radio 4.
Sehari sebelumnya, dikutip dari Daily Mail, Senin (12/1/2015), kartunis Renald 'Luz' Luzier dengan sangat emosional saat konferensi pers, memastikan gambar di halaman muka. "Ya, itu Muhammad," ucapnya.
Di sebuah rapat redaksi untuk menentukan editorial pertama di tahun baru, Chérif and Saïd menyalakkan AK47 kepada mereka. Empat orang kartunis ternama tewas, karena karikatur mereka terkait Muhammad.
Seperti tak terjadi apa-apa, para jurnalis yang selamat seperti biasanya menjalankan majalah mingguan. Untuk edisi terbaru, mereka mencetak tiga juta kopi dengan 16 bahasa. Termasuk Inggris, Spanyol dan Arab.
Luz, selamat karena saat kejadian terlambat masuk kantor karena ketiduran, mengaku menggambar halaman muka untuk edisi pascaserangan teror.
Muhammad kerap menjadi pilihan Charlie Hebdo. Editora Stéphane Charbonnier di masa hidupnya tak peduli ancaman pembunuhan, dengan tetap mengumbar visual dalam cara tertentu untuk menyinggung umat Islam.
Bagi Muslim yang taat menganggap bidah visualisasi Muhammad, atau nabi lainnya termasuk Musa atau Ibrahim. Wajar film Exodus" Gods and Kings yang baru dirilis, ditolak di Maroko dan Mesir.
Di Amerika, New York Times tidak seperti Washington Post, USA Today, LA Times, Wall Street Journal, The Daily Beast and CBS News yang mempublikasikan karikatur di halaman muka surat kabar mereka.
Dikritik Keras
Presiden Asosiasi Muslim Inggris, Omer el-Hamdoon, bereaksi terbitnya kembali kartun Muhammad di majalah Charlie Hebdo. Apa yang diperbuat hanya untuk menyinggung bukan lah kebebasan berbicara.
"Kartun ini menjijikkan, bahkan lebih menjengkelkan lagi karena apa yang saya rasakan sekarang tak jauh berbeda apa yang kita saksikan pada 2005, ketika kartunis Denmark mempublikasikan kartunnya," ungkap Omer.
Pangeran Yordania Hassan bin Talal mengatakan kartun terbaru yang dimuat Charlie Hebdo hanya menambah lebih banyak garam di atas luka yang menganga.