Mantan Komandan Al Shabab Ajak Rekan-rekannya 'Bertobat'
Sejauh ini belum diketahui apakah Zakariya, yang disebut sebagai mantan kepala intelijen Al-Shabab, akan diadili.
Editor: Rendy Sadikin
TRIBUNNEWS.COM, MOGADISHU - Seorang mantan komandan kelompok militan Al-Shabab Somalia, Zakariya Ismael Ahmed Hersi, Selasa (27/1/2015), mendesak rekan-rekannya agar menghentikan aksi mereka dan menyerahkan diri kepada pemerintah Somalia.
"Saya menyerukan dan mendorong semua rekan saya untuk mencari jalan damai untuk menyelesaikan semua konflik menuju rekonsiliasi, apalagi...Al-Shabab saat ini sudah dalam kondisi hancur," ujar Zakariya dalam penampilan publik pertamanya sejak menyerah bulan lalu.
Zakariya, yang kepalanya dihargai 3 juta dolar oleh Kementerian Luar Negeri AS, melayangkan pernyataannya dalam sebuah jumpa pers di kantor Kementerian Informasi di Mogadishu.
Sejauh ini belum diketahui apakah Zakariya, yang disebut sebagai mantan kepala intelijen Al-Shabab, akan diadili. Namun, pemerintah Somalia mengatakan menawarkan para anggota militan yang menyerah kesempatan untuk berintegrasi kembali dengan masyarakat dan menjamin keselamatan mereka.
Pemerintah Somalia berharap dengan menyerahnya Zakariya akan memberi inspirasi untuk anggota Al-Shabab lainnya untuk mengikuti jejaknya dan bergabung dalam proses perdamaian.
Zakariya Hersi menyerah di kawasan Gedo, wilayah selatan Somalia pada Desember lalu. Dia dikabarkan sangat dekat dengan mantan pemimpin Al-Shabab Ahmed Abdi Godane, yang tewas dalam serangan udara AS pada September tahun lalu.
Zakariya mengatakan di adalah satu dari banyak komandan Al-Shabab yang sudah berselisih paham dengan Godane sebelum dia tewas.
"Banyak dari kami yang menentang pendekatan dan cara kepemimpinanya dan doktrinnya yang cacat," ujar Zakariya.
Dia melanjutkan, pemimpin Al-Shabab yang bari Ahmad Umar Abu Ubaidah melakukan penyimpangan dalam perjuangan jihad suci sehingga mengakibatkan korban di antara warga sipil Somalia yang tak berdosa.