Tim Dokter di Afrika Sukses Lakukan Transplantasi Kelamin, Hasilnya Bisa Berfungsi Normal
Sebuah universitas di Afrika Selatan menyatakan telah sukses melakukan operasi transplantasi alat kelamin pria, Jumat (13/3/2015).
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah universitas di Afrika Selatan menyatakan telah sukses melakukan operasi transplantasi alat kelamin pria, Jumat (13/3/2015).
Operasi berlangsung selama sembilan jam bulan Desember lalu oleh para dokter spesialis bedah dari Fakultas Kedokteran dan Layanan Kesehatan Universitas Stellenbosch.
Pasien kehilangan organ kelaminnya tiga tahun lalu setelah menderita komplikasi akibat proses khitan yang gagal di usia remajanya sehingga terpaksa penisnya "diamputasi".
Pasien berusia 21 tahun, yang namanya tidak diumumkan, saat ini sudah pulih total dan organ hasil transplantasinya dapat berfungsi sepenuhnya. Demikian menurut pernyataan dari universitas yang terletak tidak jauh dari Cape Town, salah satu kota terbesar di Afrika Selatan itu.
Universitas Stellenbosch tidak merilis informasi siapa yang menjadi donor organ, tetapi menyatakan bahwa mencari donor merupakan salah satu halangan utama.
Ini merupakan yang pertama kalinya transplantasi penis berakhir dengan sukses.
Sebelumnya, seorang pria di China menjalani tranplantasi pada tahun 2005. Operasi tersebut pada awalnya tampak sukses, tetapi menurut dokter, pria itu kemudian meminta penis barunya dilepaskan karena masalah psikologis yang ia alami dengan istrinya.
Profesor Andre van der Merwe, kepala departemen urologi Universitas Stellenbosch dan dokter utama pada operasi ini, mengatakan, ia sebelumnya memprediksi bahwa butuh dua tahun setelah operasi bagi pasien sebelum pasien dapat menjalankan fungsi organ barunya secara sempurna.
"Kami sangat terkejut dengan betapa cepatnya (pasien) sembuh," ujar Van der Merwe.
Seperti halnya di Indonesia, di Afrika Selatan, terutama di perdesaan, sunat dilangsungkan saat lelaki memasuki masa akil balig.
Universitas Stellenbosch mengutip pakar yang memperkirakan terdapat setidaknya 250 kasus "amputasi" penis per tahun di Afrika Selatan akibat pelaksanaan khitan yang gagal.
Menurut Universitas Stellenbosch, sudah ada sembilan pasien lagi yang sedang menanti donor untuk transplantasi penis.