Tsunami Aceh Diperkenalkan JICA ke Warga Jepang
JICA (Organisasi Kerjasama Internasional Jepang), di dalamnya memperkenalkan tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004
Editor: Budi Prasetyo
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Terkait acara Konperensi Dunia Pencegahan Bencana PBB ke-3 di Sendai, warga Jepang juga diperkenalkan mengenai berbagai informasi pencegahan bencana.
Dari berbagai negara yang tampil dalam berbagai tenda di lokasi konperensi. Salah satunya di daerah Kotodai, Aoba-ku Sendai dengan kehadiran tenda JICA (Organisasi Kerjasama Internasional Jepang), di dalamnya memperkenalkan tsunami yang terjadi di Aceh tahun 2004.
Dalam taman Kotodai di daerah Aoba-ku, ada Square bagi pertukaran internasional. Di kemah JICA di sana ditampilkan berbagai penjelasan pulau Simeulue di lautan Hindia sebelah barat Aceh. Demikian pula sejarah tsunami mulai 1854 sampai dengan kini diperkenalkan pula.
Tsunami kasus Hirokawa dari perfektur Wakayama yang dikenal sebagai "Inamura" diperkenalkan pula. Sebuah cerita yang didasarkan pada tsunami besar pada 1854 seiring gempa Nankai tahun yang sama, 1854. Dalam keadaan gelap, untuk menyelamatkan orang-orang yang terlambat untuk melarikan diri, lalu melakukan evakuasi ke kuil di atas bukit.
Asa Tsuchikawa (72) seorang wanita dari daerah Izumi-ku Sendai yang datang ke tenda JICA itu pagi ini (15/3/2015) mengakui, "Ini jadi pelajaran dan pengetahuan menarik bagi kami dan ingin saya beritahu serta ceritakan kepada cucu saya nanti."
Melihat pemaparan dan gambar tsunami di pulau Simeulue Aceh itu pun, sang nenek terkesan dan merasa ikut prihatin dengan tsunami yang menghantam bangsa Indonesia saat ini, "Tak dikira ya ada tsunami besar juga di Indonesia," tambahnya.
Hal tersebut pun menurutnya akan disampaika kepada cucunya bahwa tsunami tidak hanya terjadi di Jepang tetapi juga ada yang besar terjadi di Indonesia, ungkapnya lagi.