Kesaksian WNI Yang Terjebak Perang di Yaman
Peperangan antara kelompok Houthi dan pemerintah Yaman semakin parah
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peperangan antara kelompok Houthi dan pemerintah Yaman semakin parah. Peperangan sudah memasuki hari ke-11.
Menurut kesaksian pelajar Indonesia yang berada di Hudaydah, Yaman Selatan, serangan koalisi Arab Saudi terhadap kelompok Houthi di daerah tersebut dimulai sejak hari Selasa.
"Dari hari Selasa pasukan Arab Saudi mulai menyerang menggunakan pesawatnya," ujar Ahmad Syaikhu, pelajar Universitas Darul Ulum Yaman asal Tegal kepada Tribunnews.com di Common Lounge, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Minggu (05/04/2015).
Serangan pasukan koalisi Arab Saudi tersebut menyasar objek vital yang dimiliki oleh kelompok Houthi. Setiap malam sekitar 15 pesawat melakukan serangan terhadap bangunan milik kelompok Houthi.
Universitas Darul Ulum sendiri tidak menjadi objek serangan pasukan koalisi Arab Saudi. Namun serangan tersebut berada dekat dengan kampus tersebut.
"Tempat berlindung sudah tidak ada lagi. Pesawat menyerang sekitar 20 dua puluh meter dari universitas." ujar Ginda Hasibuan, pelajar Universitas Darul Ulum Yaman asal Medan.
Para pelajar ini awalnya enggan untuk meninggalkan Yaman karena sekitar dua minggu lagi mereka akan mengikuti ujian.
"Kita ini dua minggu lagi mau ujian," ujar Ginda.
Bahkan PPI di Yaman sempat membuat pernyataan yang menolak evakuasi dari KBRI. Namun hingga kini sekitar 110 WNI telah berhasil dievakuasi oleh KBRI di Yaman.