Angelina Jolie Berencana Adopsi Anak Pengungsi Suriah
Mampukah pasangan Angelina Jolie dan Brad Pitt menghadari rintangan agama ketika berencana mengadopsi anak pengungsi Suriah yang mayoritas Muslim?
Penulis: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, SURIAH - Jangan tanya sampai kapan pasangan Angelina Jolie dan Brad Pitt menambah anak adopsinya. Baru-baru ini mereka berencana mengadopsi anak ketujuh, diambil dari anak-anak yang terdampak perang Suriah.
Tapi mampukah pasangan Hollywood itu merealisasikan rencananya, karena bakal menghadapi rintangan agama menyusul sejumlah besar pengungsi Suriah adalah Muslim?
Menurut hukum Islam, adopsi diperbolehkan dan dianjurkan. Tapi seorang anak angkat tak dapat mengambil nama keluarga angkat, tak bisa dianggap anak sesungguhnya oleh orangtua angkatnya. Anak angkat harus menggunakan nama lahir Muslim-nya.
Hukum Islam mengatur demikian guna melindungi keberlangsungan anak dan melanjutkan garis keturunan keluarganya yang beragama Muslim.
Dalam Islam, adopsi dipandang lebih sebagai bentuk bantuan yang memungkinkan seorang anak ditempatkan di rumah yang aman dan penuh kasih, tapi tak pernah mendapatkan status hukum dan masuk bagian keluarga angkatnya.
Adopsi limbo
Di sejumlah negara Arab, seperti Maroko, orang asing dilarang mengadopsi anak-anak Muslim karena khawatir mereka tidak akan tumbuh besar di dalam lingkungan Muslim.
Angelina Jolie dan Brad Pitt adalah non-Muslim. Tapi Jolie kerap kali meyakinkan dirinya sama sekali tak tidak berafiliasi dengan salah satu agama tertentu, tapi tetap beriman. Sementara suaminya mengatakan kepada majalah Bild Jerman pada 2009: "Saya mungkin 20 persen ateis dan 80 persen agnostik."
Pasangan itu telah mengadopsi tiga anak dari Kamboja, Vietnam dan Ethiopia. Mereka mencoba mengenalkan anak-anak tetap melestarikan keturunan budaya dan agamanya. Sehingga anak-anak itu sadar akar kehidupan mereka.
Pertanyaan-pertanyaan di atas mungkin tidak berlaku jika Angelina Jolie dan Brad Pitt mengadopsi anak dari agama lain di luar Islam, demikian dilansir Al Arabiya, Selasa (21/4/2015).
Hampir 2 juta anak Suriah adalah pengungsi. Mereka berisiko sakit, kekurangan gizi, teraniaya, atau tereksploitasi. Jutaan pengungsi dan anak-anak yang masih di Suriah terpaksa berhenti sekolah.