Jasad Komandan ISIS Diarak dalam Peti Kaca
Tubuh pria yang dijuluki 'King of Clubs' ditempatkan dalam peti kaca transparan untuk dikirim ke Kementerian Kesehatan.
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, BAGHDAD - Masyarakat Kota Baghdad berdesak-desakan mengapit dan mengarak peti kaca berisi jasad Izzat Ibrahim Al-Douri.
Menurut pejabat Irak, pria berusia 72 tahun itu meninggal dalam pertempuran dengan pasukan pemerintah di Provinsi Salahuddin, utara Baghdad, Jumat (17/4/2015). Demikian dilansir Daily Mail.
Jasad pria yang merupakan mantan tangan kanan Saddam Hussein itu diserahkan kepada pihak berwenang, Senin (20/4/2015).
Tubuh pria yang dijuluki 'King of Clubs' ditempatkan dalam peti kaca transparan untuk dikirim ke Kementerian Kesehatan.
Masyarakat berdesak-desakan ingin melihat jasad pria itu.
Peti itu kemudian dipindahkan dari sebuah van ke dalam kendaraan pemerintah.
Peristiwa itu disiarkan secara live di stasiun televisi negara di Irak.
Dalam gambar yang beredar di media sosial, Jumat lalu, kepala jasad Al-Douri tampak berdarah, gigi ompong dan janggut oranye cerah yang awut-awutan.
Al-Douri disebut-sebut sebagai komandan ISIS, karena memimpin kelompok pemberontak Naqshbandi Order.
Adapun Naqshbandi Order merupakan sebuah faksi penting di balik kebangkitan ISIS baru-baru ini.
Meski memiliki akar sekuler, ia menjadi kekuatan utama di balik kemunculan kelompok militan itu.
Pria 72 tahun itu pengikut kepercayaan Saddam Hussein atau 'King of Clubs' yang membantu Saddam memimpin kudeta tak berdarah pada 1968.
Saat itu ia dianggap sebagai yang sosok penting dalam Partai Baath pimpinan Saddam Hussein.
Pernah menjadi wakil Saddam ketika digulingkan setelah invasi Irak pada tahun 2003.
Setelah eksekusi Saddam Hussein pada tanggal 30 Desember 2006, Al-Douri diangkat sebagai pemimpin baru dari Partai Ba'ath yang dilarang.
Perannya itu membuatnya berada di urutan ke-enam dari 55 tokoh Irak paling diburu militer AS. Kepalanya dihargai 10 juta dolar AS.
Sementara itu, pemimpin kelompok ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi, dilaporkan luka parah dalam serangan udara koalisi pimpinan Amerika di Irak barat, Maret lalu.
Sumber di pemerintah Irak kepada koran Inggris, The Guardian, mengatakan bahwa luka tersebut awalnya membuat nyawa al-Baghdadi terancam, tapi kemudian ia bisa diselamatkan.
Namun akibat luka serius tersebut al-Baghdadi tak lagi memegang kendali ISIS.
Serangan udara koalisi Amerika yang menghantam mobil al-Baghdadi terjadi di distrik al-Baaj, di Nineveh, di dekat perbatasan dengan Suriah, pada 18 Maret.
Sering di al-Baaj
Serangan ini tadinya diarahkan kepada iring-iringan tiga mobil yang diperkirakan mengangkut para pemimpin lokal ISIS.
Para diplomat kepada The Guardian mengatakan, diyakini tiga orang tewas dalam serangan atas satu lokasi antara Desa Umm al-Rous dan al-Qaraan tersebut.
Belakangan diketahui al-Baghdadi berada di salah satu kendaraan yang menjadi sasaran serangan.
Menurut The Guardian, al-Baghdadi diyakini sering berada di al-Baaj, sekitar 200 mil di barat Mosul, salah satu daerah di Irak yang dikuasai ISIS.
"Ia memilih daerah itu karena ia tahu Amerika tidak masuk ke sana," kata sumber The Guardian.
"Sejak 2003 pasukan Amerika nyaris tidak menyentuh daerah tersebut. Ini satu dari beberapa kawasan di Irak yang belum masuk (militer Amerika)," katanya.
(Ariestia)