Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Korban Gempa: Desa Kami Hampir Musnah

Dia mengatakan hampir setengah penduduk di kampungnya hilang atau tewas dalam gempa

zoom-in Korban Gempa: Desa Kami Hampir Musnah
Azim Afif via AP
Para pendaki melakukan evakuasi dan pencarian korban longsor di base camp Everest setelah diguncang gempa 7,9 SR yang berpusat di Nepal, Sabtu (25/4/2015). 

TRIBUNNEWS.COM - Gempa dahsyat yang menerjang Nepal, di hari Sabtu (25/4/2015), meninggalkan kegentaran yang luar biasa bagi masyarakat yang tinggal di Lembah Kathmandu.

Menurut seorang penduduk yang tinggal di daerah Manglung, dekat dengan pusat gempa, bernama Vim Tamang mengatakan gempa nyaris meluluhlantahkan kampungnya.

"Desa kami hampir musnah," kata Vim Tamang seperti dikutip Guardian, Minggu(26/4/2015).

"Sebagian besar rumah-rumah kami tertimbun longsor atau rusak dengan gemetar," lanjutnya.

Dia mengatakan hampir setengah penduduk di kampungnya hilang atau tewas dalam gempa.

"Semua warga desa berkumpul di area terbuka. Kita tidak tahu apa yang harus dilakukan,"ujarnya.

Seorang turis India, Devyani Pant, berada di sebuah kedai kopi Kathmandu ketika gempat terjadi.

BERITA REKOMENDASI

"Tiba-tiba meja mulai gemetar dan lukisan di dinding jatuh ke tanah. Aku menjerit dan bergegas keluar," katanya.

Kemudian dia melihat tiga mayat biksu yang terjebak dalam puing-puing bangunan yang runtuh.

"Kami berusaha untuk menarik tubuh mereka keluar dan mencari siapa saja yang terjebak," katanya.

Gempa berkekuatan 7,9 skala Ritcher tersebut terjadi beberapa menit sebelum tengah di hari Sabtu, dan bergemuruh di Lembah Kathmandu yang sarat akan penduduk menuju Himalaya dan Tibet, Lahore, Pakistan.

Dilaporkan lebih dari 2000 orang tewas dalam bencana alam tersebut dan 5000 orang lainnya dilaporkan terluka.


Di hari Minggu, pasokan listrik dan air di beberapa wilayah dilaporkan terhenti diakibatkan rusaknya infrastruktur.

Mohan Krishna Sapkota, seorang pejabat pemerintah memohon untuk dikirimkan bantuan segera ke wilayahnya.

"Kami menghadapi krisis yang luar biasa di sini," katanya. (Guardian)

Tags:
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas