KIFMC Jepang Bantah Salah Pengobatan Berakibat 2 WNI Meninggal
Kepala Rumah Sakit KIFMC, Dr Koichi Tanaka, membantah telah melakukan kesalahan pengobatan sehingga mengakibatkan dua warga negara Indonesia meninggal
Editor: Dewi Agustina
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kepala Rumah Sakit Kobe International Frontier Medical Center (KIFMC), Dr Koichi Tanaka, membantah telah melakukan kesalahan pengobatan sehingga mengakibatkan dua warga negara Indonesia meninggal dunia.
Dokter Koichi Tanaka pernah melakukan operasi transplantasi hati kepada 2.000 pasien antara Desember sampai dengan Maret 2015 mengakibatkan 4 orang meninggal termasuk satu anak Indonesia berusia di bawah satu tahun dan satu WNI dewasa.
"Tidak ada kesalahan medis atau sistem dalam pengoperasian 8 orang di mana 4 meninggal setelah dioperasi," kata Tanaka dalam jumpa pers, Sabtu (25/4/2015) lalu.
Rumah sakit yang baru berdiri November 2014 mengoperasi 8 pasien transplantasi hati. Dua di antaranya WNI meninggal dan 2 warga Jepang juga meninggal setelah dioperasi.
Menurut tim independen Asosiasi Japan Liver Transplant Research yang menyelidiki atas nama Kementerian Kesehatan Jepang, menghasilkan tiga kesimpulan atas operasi tersebut.
Pertama, kurang memadainya tenaga kesehatan saat operasi dan persiapan yang tidak mantap saat melakukan operasi terhadap para pasien rumah sakit tersebut.
Kedua, memiliki transplantasi dari donor yang tidak memadai fatty liver berat dalam pemeriksaan.
Ketiga, adanya pengendalian Infeksi yang tidak cukup baik. Ada masalah dengan pembedahan.
Laporan tim penyelidik independen jelas-jelas menuliskan bahwa ternyata jelas sekali ada masalah saat operasi transplantasi hati.
Menghadapi laporan hasil penyelidikan tersebut, Tanaka masih tidak percaya kalau ada kesalahan dan akan tetap kerja sama dengan tim investigasi untuk menyelidiki lebih lanjut adanya perbedaan pendapat ini.
Sumber Tribunnews.com di Kementerian Kesehatan Jepang, Katsuzuku, Senin (27/4/2015) mengungkapkan bahwa perbedaan hal tersebut masih terus diselidiki.
"Kami belum tahu secara resmi dan masih diselidiki oleh pihak Pemda Kobe bagian kesehatan, karena itu di bawah jurisdiksi Kobe. Kalau pemda yang menyelidiki saya yakin tak ada kesalahan," tambahnya.
Kepala bagian kesehatan pemda Kobe, Kawakami, ketika dimintai keterangan lebih lanjut mengaku masih sibuk dan akan menghubungi Tribunnews.com mengenai hasil penyelidikan ksus KIFMC tersebut.
"Nanti kami akan hubungi lagi dengan data yang lebih rinci, mohon bersabar sebentar," katanya.