Kenapa Australia Tidak Marah Saat Amerika Serikat Terapkan Hukuman Mati?
Nasib Chan dan Sukumaran telah menarik simpati rakyat Australia dalam beberapa bulan terakhir.
Editor: Hasanudin Aco
Salah satu cara hukuman mati dilaksanakan di AS adalah dengan suntikan maut. Sejak 1976, AS sudah mengeksekusi 14.000 orang dengan berbagai cara dan kini masih terdapat 3.000 terpidana mati yang menunggu eksekusi. (Foto: BBC)
Masalahnya, Pemerintah Australia dan rakyat negara tersebut jarang terdengar peduli atau menentang hukuman mati bila hal itu terjadi di Amerika Serikat.
Pertanyaanya, kenapa Australia tidak marah atau mengecam AS ketika negara adidaya itu menerapkan hukuman mati?
Sekadar catatan, AS telah menembak, menggunakan kursi listrik, menggantung, dan menyuntik mati lebih dari 1.400 terpidana sejak 1976. Bahkan, saat ini, masih ada 3.000 narapidana lain yang menunggu hukuman mati di sana.
Pemerintah Australia juga tidak cukup menyuarakan ancaman pemutusan hubungan dagang dengan China yang diperkirakan mengeksekusi ribuan orang setiap tahun.
Kini, PM Tony Abbott menyatakan akan menarik duta besarnya dari Jakarta. Hubungan antara Australia dan Indonesia pun diperkirakan akan memanas dalam waktu dekat.
Namun, cepat atau lambat, menurut koresponden BBC Jon Donnison, hubungan kedua negara akan kembali normal. Sebab, Australia memerlukan Indonesia. Sebagian besar dana bantuan Australia mengalir ke ranah anti-terorisme dan memerangi arus imigran di Indonesia.