TRIBUNNEWS.COM, AUSTRALIA - Sebuah universitas di Australia bernama Australian Catholic University (ACU) menawarkan beasiswa kepada dua pelajar dari Indonesia untuk belajar di kampus mereka sebagai respon terhadap eksekusi mati atas Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.

Sebelumnya, ACU terlibat dalam kampanye agar kedua warga Australia tersebut diampuni dan tidak dieksekusi sebagai bagian dari kampanye berjudul #Mercy.

Sekarang ACU mengatakan sebagai 'penghormatan' bagi Chan dan Sukumaran, ACU memberikan dua beasiswa kepada mahasiswa asal Indonesia untuk belajar S1 di kampus ACU di manapun di Australia.

Beasiswa ini adalah beasiswa penuh untuk belajar sekitar empat tahun di Australia.

Untuk mendapatkan beasiswa, mereka yang tertarik untuk melamar harus menulis essay dengan tema "kesakralan hidup manusia (‘the sanctity of human life) selain juga syarat administrasi lainnya.

Menurut Rektor ACU Prof Greg Craven, sebagai sebuah universitas Katolik yang mempromosikan budaya hidup, mereka menentang hukuman mati.

"Meski usaha kami meminta pengampunan bagi Chan dan Sukumaran tidak berhasil, kami percaya sepenuhnya bahwa masih ada harapan bagi para terpidana mati di seluruh dunia tidak akan menghadapi hal sama seperti mereka." kata Craven dalam rilis media ACU yang diterima oleh wartawan ABC L. Sastra Wijaya.

Menurut Prof Craven, sumbangan tulisan dari penerima beasiswa mengenai 'hidup manusia" diharapkan secara simbolis sebagai sumbangan bagi penghentian pemberlakukan hukuman mati di Indonesia.

Australian Catholic University berdiri di tahun 1989 setelah penggabungan dari beberapa institusi pendidikan yang sebelumnya dibawah naungan beberapa yayasan Katolik yang berbeda.

ACU memiliki tujuh kampus di enam kota berbeda di Australia, yaitu di Sydney, Strathfield, Melbourne, Ballarat, Brisbane, Canberra, dan Adelaidei.

Empat jurusan utama yang ditawarkan ACU adalah di bidang pendidikan dan seni, ilmu-ilmu kesehatan, bisnis dan hukum serta teologi dan filsafat.